Semen Gresik Tingkatkan Pengelolaan Lingkungan "Green Industry"
Senin, 13 Agustus 2012 19:45 WIB
Surabaya - PT Semen Gresik Tbk terus berupaya meningkatkan model pengelolaan lingkungan berkelanjutan untuk mewujudkan "green industry" dan kesinambungan usaha.
Direktur Utama PT Semen Gresik Dwi Soetjipto kepada wartawan di Surabaya, Senin, mengemukakan, bisnis masa depan harus memperhatikan aspek pengelolaan lingkungan sehingga pihaknya menempatkan masalah ini sebagai salah satu pilar penting.
"Keberhasilan pengelolaan lingkungan akan menggaransi terciptanya pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, sekaligus mematahkan stigma bahwa industri semen selalu berimbas buruk terhadap lingkungan," katanya.
Bagi Semen Gresik, lanjut Dwi Soetjipto, setiap investasi yang dilakukan selalu memperhatikan prinsip lingkungan, tidak hanya sekadar peduli, tetapi juga mencapai "enviromental excellence".
Kepala Departemen Litbang dan Jaminan Mutu PT Semen Gresik Rudi Hermawan menambahkan, visi lingkungan telah diwujudkan dalam sejumlah hal, seperti program pencegahan pencemaran, efisien dan konservasi sumber daya, serta pengurangan gas rumah kaca.
Dalam program pencegahan lingkungan, perseroan secara rutin melakukan pemantauan sejumlah indikator lingkungan sesuai baku mutu, mulai dari emisi udara cerobong pabrik, konsentrasi debu hingga air bawah tanah.
"Selain itu, seluruh pabrik sudah dilengkapi peralatan modern untuk mencegah pencemaran berupa mesin penghisap debu, seperti electrostatic precipitator, cyclone, conditioning tower, dan bag house filter," ujarnya.
Sementara dari sisi efisiensi dan konservasi sumber daya, tambah Rudy, Semen Gresik telah memanfaatkan bahan bakar alternatif sebagai sumber energi untuk produksi, kendati porsinya masih sedikit.
Selain itu, Semen Gresik sedang menyiapkan mesin daur ulang untuk pengelolaan sampah kota secara modern menjadi energi alternatif.
"Kami akan memanfaatkan sampah di kota Gresik dan Tuban. Volume sampah di Gresik tercatat sekitar 650 meter kubik atau sekitar 217 ton per hari, sedangkan untuk Tuban sekitar 250 meter kubik atau 83 ton per hari," kata Rudy Hermawan.
Sedangkan program pengurangan efek gas rumah kaca dilakukan melalui pengembangan proyek "Clean Development Mechanism" (CDM) di Semen Gresik dan Semen Tonasa.
"Sementara untuk Semen Padang digelar proyek 'Waste Heat Gas Recovery Power Generation' yang mengolah gas buang menjadi listrik hingga 8 MVA," tambahnya.
Ia menambahkan, sejak 2007, pihaknya memperoleh penghargaan Proper (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan) Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup atas komitmen pengelolaan lingkungan tersebut.
"Tahun ini kami berharap bisa meraih Proper Emas sebagai penghargaan kinerja tertinggi dalam hal pengelolaan lingkungan hidup," ujar Rudy Hermawan. (*)