Surabaya (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Timur mengajak para generasi muda termasuk mahasiswa untuk berpartisipasi dalam upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat secara masif dan merata.
“Generasi muda punya banyak waktu dan kesempatan untuk belajar, semakin cepat kita paham keuangan semakin siap kita mengoptimalisasi peluang di masa depan dan memitigasi risikonya,” kata Kepala OJK Provinsi Jatim Yunita Linda Sari di Surabaya, Jumat.
Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025, Indeks Literasi Keuangan tercatat 65,43 persen dan Indeks Literasi Keuangan 75,02 persen.
Terdapat gap antara indeks literasi dan Inklusi Keuangan sebesar 14,05 persen yang menunjukkan ada masyarakat yang menggunakan produk keuangan namun belum memahami karakteristik, manfaat, dan risiko produk keuangan yang digunakan.
“Pengetahuan komprehensif atas produk dan layanan jasa keuangan dapat menjadi fondasi penting dalam menetapkan tujuan keuangan,” ujarnya.
Dalam hal ini OJK pun memulai rangkaian kegiatan Bulan Literasi Keuangan (BLK) 2025 dengan menggelar Training of Trainers (ToT) Duta Literasi Keuangan kepada mahasiswa di wilayah Surabaya Raya.
Sebagai program baru OJK, rangkaian kegiatan BLK dilaksanakan mulai Mei sampai Agustus 2025 melalui beberapa kegiatan antara lain financial literacy series, financial literacy campaign, dan financial literacy award.
Sementara untuk mewujudkan multiplier effect literasi keuangan, OJK membentuk OJK PEDULI (Penggerak Duta Literasi Keuangan). OJK Jatim pun menetapkan 50 mahasiswa sebagai pilot project Agen Literasi Keuangan (AREK) Jatim yang merupakan bagian dari OJK PEDULI nasional.
Mahasiswa dan pemuda sendiri merupakan salah satu dari sepuluh sasaran prioritas OJK dalam memberikan edukasi dan literasi melalui program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN).
“AREK Jatim diharapkan dapat menjadi perpanjangan tangan dari OJK dalam hal literasi Keuangan kepada masyarakat yang lebih luas khususnya Jawa Timur,” kata Yunita.