Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, mengungkapkan tentang pentingnya menjaga pola asuh anak terutama di era digital.
Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati mengemukakan di era disrupsi dan distraksi digital yang masif ini, teknologi tidak hanya membantu mempermudah pekerjaan dan interaksi, tetapi juga membawa risiko dan konsekuensi.
"Apabila anak-anak menjadi pengguna digital sejak kecil tanpa bekal yang cukup, situasi ini akan berdampak buruk pada banyak hal. Baik interaksi sosial, karakter, perkembangan kognitif, dan masih banyak lagi," katanya di Kediri, Selasa.
Ia menyebut, sudah banyak contoh efek buruk dari jelajah digital tanpa bekal cukup. Bahkan, tidak sedikit anak-anak yang mengalami ketergantungan gawai, rentan digiring informasi palsu, kurang keterampilan sosial, rentan perundungan di dunia maya dan kurangnya pemahaman etika digital.
"Beberapa dampak buruk ini tentu sangat berpengaruh pada jalan kita menuju Indonesia Emas. Bahkan sudah marak dibicarakan jika problematika ini tidak segera diselesaikan Indonesia cemas yang akan didapat," ujar dia.
Dirinya juga berharap terbangunnya kesadaran kolektif dari semua pihak untuk sama-sama mendampingi dan membantu anak-anak bijak dalam berselancar di era digital.
"Ini harus dimulai dari sekarang karena 20 tahun itu adalah waktu yang tepat untuk membangun fondasi karakter yang kuat, kemampuan kognitif, dan mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan asupan yang tidak bisa langsung tampak hasilnya. Namun harus menunggu bertahun-tahun kemudian," kata dia.
Wali kota juga berharap agar orang tua makin berperan dalam mengawasi penggunaan media sosial di internet oleh anak.
"Orang tua perlu mengontrol penggunaan internet agar anak tak terpapar konten negatif di internet serta mencegah anak menjadi korban maupun pelaku kejahatan di jagat maya," katanya.
Pemerintah pusat pun telah menerbitkan peraturan pemerintah tentang tata kelola penyelenggara sistem elektronik dalam perlindungan anak.
"Semoga dengan ikhtiar dan upaya ini dapat menumbuhkan karakter baik pada anak-anak. Baik di dunia nyata maupun maya sekaligus menjadi bekal yang cukup menuju Indonesia Emas 2045," kata dia.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kota Kediri Faiqoh Azizah Mohammad Qowimuddin menambahkan keluarga merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat namun memiliki andil cukup besar untuk mendorong kedaulatan rakyat yang madani.
Dari lingkup keluarga, nantinya transfer ilmu, wawasan, gagasan, hingga karakter pun terjadi.
Ia menambahkan, ayah ibu memiliki peran sebagai pendidik pertama anak-anak di keluarga. Namun bagaimana jika peran itu terganti oleh gawai dengan akses internet yang tak terbatas.
Tentunya banyak hal yang akan diserap anak-anak tanpa filter dan akan berdampak buruk pada perkembangan mereka.
"Maka dari itu peran orang tidak akan bisa diganti sepenuhnya oleh apapun utamanya dalam hal membentuk karakter," kata dia.
Pihaknya menggelar Workshop Pola Asuh Anak di Era Digital dengan menghadirkan narasumber dari Pembina Yayasan Plato Foundatiom Surabaya Anang Abdul Chanan. Dengan kegiatan ini diharapkan semakin terbuka wawasan untuk perbaikan pola asuh anak ke depannya.