Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, memberikan alat bantu mobilitas dan biaya hidup bagi warga disabilitas di kota ini.
Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati mengemukakan bantuan yang diberikan oleh pemkot ini sebagai bentuk wujud hadirnya Pemerintah Kota Kediri dalam mendengar, menampung aspirasi, dan memberikan solusi pada masyarakat.
"Hari ini kami berkunjung ke rumah beberapa warga untuk menyerahkan bantuan. Semoga ini bermanfaat bagi penerima. Kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan sosial silahkan disampaikan kepada tim reaksi cepat (TRC) kelurahan untuk diteruskan ke dinsos dan ditindaklanjuti," katanya di Kediri, Selasa.
Pihaknya mengungkapkan bantuan yang diberikan ini berupa bantuan biaya hidup, sepatu KAFO, dan kursi roda multiguna 3 in 1.
Untuk bantuan berupa sepatu Knee-Ankle-Foot Orthosis (KAFO) kepada Erika, warga Kelurahan Ngletih, Kota Kediri. Erika kesulitan berjalan karena sakit. Sejak usia enam bulan Erika sering mengalami kejang. Oleh dokter, ia divonis mengalami celebral palsy.
Wali kota mengatakan untuk sekolah Erika, pihaknya telah menginstruksikan Dinsos Kota Kediri untuk berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Kediri.
Apabila melihat kondisi Erika, yang bersangkutan mungkin dapat masuk di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang waktunya lebih fleksibel tidak seperti sekolah formal. Di PKBM menawarkan pendekatan yang lebih terbuka dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
"Sebenarnya Erika ini bisa bersekolah di sekolah formal, namun karena suasana hatinya mudah berubah jadi kadang mau sekolah kadang juga tidak mau. Kalau di PKBM ini kan lebih fleksibel tidak harus setiap hari. Harapannya dengan PKBM Erika bisa kembali melanjutkan sekolahnya," kata wali kota.
Kepala Dinas Sosial Paulus Luhur menambahkan bantuan sosial yang diberikan ini adalah bantuan sosial yang sifatnya tidak direncanakan. Bantuan ini diperuntukkan bagi warga Kota Kediri yang membutuhkan bantuan mendesak. Teknisnya, warga berkirim surat kepada Wali Kota Kediri.
Ia menambahkan bantuan berupa alat bantu untuk disabilitas maupun bantuan biaya hidup, nantinya dari Dinas Sosial Kota Kediri akan melakukan asesmen dan survei lapangan.
Menurut dia, hal ini untuk memastikan bahwa warga yang mengajukan ini benar-benar layak menerima bantuan.
Ia menyebut untuk tahap ini ada 44 orang penerima, 14 orang menerima bantuan alat bantu disabilitas dan 30 orang menerima bantuan biaya hidup.
"Bagi masyarakat yang membutuhkan silahkan datang ke kelurahan di sana ada blankonya. Nanti dari kelurahan akan diteruskan kepada Mbak Wali dan nanti akan turun ke kami untuk asesmen dan survei," kata Paulus Luhur.
Sementara itu, ibu Erika, Riyanti mengatakan anaknya itu rutin menjalani terapi. Seharusnya saat ini Erika duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar. Namun, anaknya tidak mau pergi ke sekolah, karena suasana hati yang tidak stabil atau fluktuasi suasana hati.
"Dulu sekolah di Taman Kanak-kanak (TK) lalu di SD ini sudah tidak mau sekolah karena tidak cocok temannya. InsyaAllah ini akan disekolahkan lagi," kata Riyanti.
Tak hanya mendapat bantuan sepatu KAFO, Erika juga akan mendapat treatment untuk bisa menggunakan sepatu KAFO ini dengan baik, sehingga akan membantu mobilitasnya untuk aktivitas sehari-hari.
Riyanti juga berterima kasih kepada pemkot, yang telah memberikan bantuan sepatu KAFO untuk Erika. Bantuan ini bermanfaat bagi Erika dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Ia berharap ke depan Pemerintah Kota Kediri semakin ramah disabilitas.
Selain kepada Erika, Wali kota juga memberikan bantuan sosial berupa biaya hidup kepada Sukirno, warga Kelurahan Betet. Bantuan biaya hidup diberikan sebesar Rp200.000 yang diberikan selama 11 bulan, yakni, Februari hingga Desember 2025 dengan total Rp 2.200.000.
Kemudian kepada Supriyadi, warga Kelurahan Ngletih. Bantuan biaya hidup yang diberikan sebesar Rp200.000 yang diberikan selama enam bulan, yakni untuk bulan April hingga September 2025, dengan total Rp1.200.0000.
Lalu, bantuan kursi roda multiguna 3 in 1 diberikan kepada Makhruzar, warga Kelurahan Pesantren, Kota Kediri. Makhruzar mengalami kecelakaan, sehingga tidak bisa berjalan.
