Surabaya (ANTARA) - PT PAL Indonesia berhasil mengintegrasikan sistem Sensor, Weapon and Command (Sewaco) pada KRI Panah-626 yakni Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 M yang terbukti melalui pelaksanaan latihan penembakan meriam kaliber 57 mm, 20 mm, dan senjata laras panjang SS-2.
Direktur Utama PT PAL Indonesia Kaharuddin Djenod mengatakan penguasaan kemampuan integrasi sistem Sewaco merupakan suatu aspek yang penting dalam menentukan sebuah kapal kombatan modern sehingga kapal dapat dikatakan layak.
“Tanpa kemampuan Sewaco yang andal integrasi sistem pertahanan multidomain akan sulit tercapai," katanya di Surabaya, Selasa.
Dilansir dari https://koarmada3.tnial.mil.id, KRI Panah-626 pada latihan penembakan meriam kaliber 57 mm dapat mengenai sasaran dengan tingkat akurasi tinggi, efektif dan efisien, serta tanpa hambatan amunisi atau misfired.
Terlebih, tidak terjadi crack pada struktur konstruksi pondasi meriam di laut Seram, Samudera Pasifik, pada Senin (19/05).
KRI Panah-626 diserahterimakan pada TNI AL pada 2022 dan saat ini bertugas di bawah Koarmada III dengan memiliki kemampuan Sewaco yang berfungsi sebagai "otak" dalam mengintegrasikan sistem sensor, persenjataan, dan komunikasi di kapal perang.
Kemampuan ini memungkinkan koordinasi real-time antara unit pertahanan serta meningkatkan respons terhadap ancaman perang elektronika dan fisik.
Kaharuddin menjelaskan pengembangan Sewaco ini membutuhkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas tinggi yang menghasilkan produk yang teruji.
Oleh sebab itu, menurutnya, keberhasilan KRI Panah-626 dalam uji tembak senjata membuktikan harmonisasi PT PAL dan TNI AL terus terjaga.
Tak hanya pada produk yang diberikan, namun juga pada value yang disajikan sehingga memberikan bukti nyata terhadap wujud keamanan dan kedaulatan maritim Indonesia terutama di kawasan strategis seperti Samudera Pasifik.
Selain KRI Panah 626 keberhasilan integrasi Sewaco PT PAL juga dapat ditemukan pada sejumlah kapal kombatan buatan PT PAL lain seperti KCR 60m lainnya, kapal Selam, hingga kapal-kapal perang TNI AL yang masuk dalam proses pemeliharaan dan perbaikan R41.