Jakarta (ANTARA) - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengatakan bakal melakukan koordinasi dengan Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso terkait kebijakan impor minyak kayu putih yang lebih berpihak kepada petani.
Hal ini menyusul laporan petani dan masyarakat tentang pengembangan industri minyak kayu putih yang mengalami kendala dalam segi harga yang terus menurun, penjualan yang menurun akibat impor eucalyptus, hingga stok minyak kayu putih di kelompok yang belum terjual karena adanya kebijakan impor minyak atsiri dari China.
“Saya akan berkoordinasi dengan Menteri Perdagangan agar membatasi impor ini, datanya akan kita siapkan, (misalnya terkait) berapa kerugian yang diakibatkan impor yang terlalu lebar ini yang merugikan petani kita. Dulu harganya bisa Rp200.000 sampai 210.000 per kg, sedangkan sekarang Rp140.000 pun tidak ada yang beli,” kata Menhut dalam keterangan di Jakarta, Senin.
Lebih lanjut, Raja Antoni memastikan Presiden Prabowo Subianto dalam setiap kebijakannya selalu mengutamakan kepentingan para petani.
“Kami akan coba komunikasikan pada kementerian terkait. Tapi saya kira clear, bahwa Pak Prabowo Subianto selalu mengutamakan kepentingan petani,” kata Menhut.
“Semua orientasi kebijakan Pak Prabowo Subianto ini diarahkan untuk kesejahteraan bersama, terutama untuk petani yang selama ini menjadi tulang punggung food security atau ketahanan pangan,” ujarnya menambahkan.
Sementara itu, Menhut juga melakukan peninjauan ke lokasi penyulingan kayu putih di Desa Wonoharjo, Boyolali, serta Kelompok Tani Hutan (KTH) Wono Lestari.
Menhut melakukan peninjauan pohon kayu putih, hingga proses pemanasan dan penyulingan hingga menjadi minyak kayu putih.
Selain itu, Menhut juga melakukan diskusi dengan 4 KTH. Dalam diskusi itu, Menhut mendengarkan masalah-masalah yang dihadapi petani, seperti terkait penjualan, bibit, sumber air, akses jalan hingga perbaikan pabrik penyulingan kayu putih.