Gresik - Pemerintah Provinsi Jawa Timur, berencana mendorong minat para petani untuk menanam kedelai dengan memberikan intensif harga bibit kedelai. Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf, Kamis mengatakan, intensif juga diberikan untuk harga pupuk kedelai, sehingga diharapkan petani akan lebih tertarik menanam kedelai dibandingkan komoditas lainnya. "Naiknya harga kedelai di pasaran diakibatkan minimnya jumlah petani kedelai, dan dengan pemberian intensif diharapkan Jatim bisa surplus kedelai," kata Gus Ipul usai memberikan ceramah istighosah bersama anak yatim di Gresik. Minimnya minat petani dalam menanam kedelai, karena hasilnya tidak terlalu besar dibanding menanam komoditas lainnya, sehingga petani lebih tertarik menanam jagung, padi, dan komoditas lainnya. Ia menjelaskan, di Jatim lahan pertanian yang ditanami kedelai hanya 252.815 hektar, dengan produksi mencapai 366.999 ton kedelai. Oleh karena itu dengan adanya intensif, pada akhir 2012 Jatim menargetkan luasan lahan kedelai menjdi 345 ribu hektar dengan produksi menjadi 557.800 ton. "Kami juga akan menggenjot insentif-insentif lain, sehingga kedelai tidak lagi mahal di pasaran," katanya. Gus Ipul mengaku, di Jawa Timur mayoritas komoditas mengalami surplus dan hanya kedelai yang sangat kurang. Untuk itu pada akhir 2012, produksi kedelai Jawa Timur diharapkan bisa mengalami surplus. "Saat ini untuk mengantisipsi kekurangan kedelai, kami mendukung upaya Kementrian Pertanian dan Perdagangan untuk mengimpor kedelai, tentunya dengan biaya masuk sebesar 5 persen," katanya. Sebelumnya, sejumlah perajin tempe di Kabupaten Gresik mengeluhkan mahalnya harga kedelai di pasaran yang mencapai Rp7.200 per kilogram. Salah satu perajin, Hasan Ma'aruf mengaku terancam gulung tikar akibat kenaikan harga kedelai, dan terpaksa menurunkan produksi dari 1,15 kuintal per hari menjadi 90 kilogram per hari, sekaligus memperkecil produksi tempe untuk tetap bisa melayani konsumen. "Kami produksi hanya untuk memenuhi pesanan para pelanggan saja, hal ini untuk menekan kerugian akibat mahalnya harga kedelai," katanya.(*)
Jatim Dorong Minat Petani Tanam Kedelai
Kamis, 26 Juli 2012 19:53 WIB