Bulog Percepat Distribusi Raskin Sebelum Lebaran
Senin, 23 Juli 2012 23:35 WIB
Trenggalek - Bulog memastikan distribusi beras untuk rumah tangga miskin (raskin) di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur akan dipercepat, sebelum lebaran menjelang.
"Rencananya begitu, tapi pelaksanaannya bergantung realisasi pembayaran raskin pada periode sebelumnya," ujar Kepala Gudang Semipermanen (GSP) Bulog Karangsoko, Kabupaten Trenggalek, Chom Saiful, Senin.
Pernyataan Saiful mengacu pada tunggakan pembayaran raskin yang dilakukan sebagian besar perangkat desa di Trenggalek.
Disebutkan Saiful, dari total 152 desa yang mendapat jatah raskin pada periode bulan Juni-Juli, baru 60-an desa yang telah melunasi pembayaran ke perum bulog.
Sisanya, lanjut dia, sampai sekarang masih menunggak dengan berbagai alasan. "Hal semacam itu sudah jamak dilakukan oleh perangkat desa, mereka menggunakan dulu dana pembelian raskin dari masyarakat untuk kepentingan lain dan baru membayarkan lagi kemudian," ungkap Saiful.
Perilaku pembayaran raskin yang tidak tentu itu jelas merugikan bulog. Namun Saiful mengaku tidak bisa berbuat banyak dan hanya memanfaatkan momentum distribusi raskin tahap berikutnya sebagai instrumen penekan bagi perangkat desa yang menunggak.
"Khusus untuk lebaran ini, kami mengharuskan pembayaran raskin telah dilunasi minimal 50 persen (76 desa), baru untuk periode Agustus-September akan kami kirim," tandasnya.
Implisist Saiful mengatakan, pembayaran 50 persen raskin oleh desa-desa itu diperlukan untuk biaya operasional armada angkut dari GSP Karangsoko menuju 152 titik lokasi distribusi yang tersebar di seluruh penjuru Kabupaten Trenggalek.
Sebagaimana data di Perum Bulog Subdivre VIII, jatah raskin untuk Kabupaten Trenggalek ditetapkan sejumlah 6.504 rumah tangga miskin.
Mereka diproyeksikan mendapat bantuan beras dengan harga subsidi sebanyak 15 kilogram per bulan dengan harga beli hanya Rp1.600 per kilogram.
Distribusi raskin edisi lebaran dijadwalkan berlangsung selama dua pekan awal Bulan Agustus. Sebelum itu, pihak Bulog terlebih dahulu melakukan penagihan secara proaktif ke desa-desa untuk mengejar target pembayaran sebanyak 50 persen dari total nilai ekonomi rasmin di Trenggalek yang mencapai Rp10,406.4 juta per bulan. *