Trenggalek (Antara Jatim) - Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre Tulungagung, Jawa Timur akhirnya mengganti enam karung beras untuk warga miskin (raskin) yang mengalami penurunan mutu sehingga ditemukan banyak kutu dan ulat di dalam karung berisi beras tersebut.
"Sudah kami ganti semua, kemarin (10/6). Prosedurnya, apabila memang ditemukan raskin yang rusak atau mengalami penurunan mutu, harus diganti dengan beras baru," terang Kepala Bulog Subdivre Tulungagung, Supriyanto dikonfirmasi Antara melalui telepon, Kamis.
Ia mengakui, enam karung berisi beras yang telah didistribusikan untuk warga miskin di Desa Ngadisuko, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek pada awal Juni tersebut, sudah mengalami penurunan mutu.
Namun, ia menegaskan secara umum kondisi beras masih layak konsumsi, karena fisik beras masih keras dan hanya sedikit berbau serta berkutu.
"Beras dikatakan rusak dan tidak layak konsumsi jika fisiknya saat dipegang sudah lembek atau langsung pecah. Ini kondisi beras masih keras, hanya sedikit berbau karena memang beras itu stok tahun 2014," jelasnya.
Untuk menghindari polemik di masyarakat, enam karung raskin ukuran masing-masing 15 kilogram yang telah siap edar di Balai Desa Ngadisuko kini ditarik kembali oleh Bulog.
Sebagai gantinya, Bulog memberikan enam karung beras stok 2015 dengan kualitas yang sama.
"Seluruh produk beras yang keluar dari gudang bulog, termasuk untuk raskin, semuanya telah melalui tim surveyor independen. Jadi secara mutu dan kelayakan produk beras dari kami tidak masalah. Hanya memang kasus di Durenan itu mengalami penurunan mutu, tapi masih layak (konsumsi)," papar Supriyanto.
Terungkapnya produk raskin rusak atau mengalami penurunan mutu tersebut berawal dari inspeksi mendadak yang dilakukan sejumlah anggota DPRD Trenggalek yang mendapat laporan raskin berkutu dan tidak layak konsumsi di Desa Ngadisuko, Kecamatan Durenan, Senin (8/6).(*)
Bulog Tarik Enam Karung Raskin "Berkutu" Trenggalek
Kamis, 11 Juni 2015 17:18 WIB
"Seluruh produk beras yang keluar dari gudang bulog, termasuk untuk raskin, semuanya telah melalui tim surveyor independen. Jadi secara mutu dan kelayakan produk beras dari kami tidak masalah. Hanya memang kasus di Durenan itu mengalami penurunan mutu, tapi masih layak (konsumsi)," kata Supriyanto.