Bulog Berharap Gubernur Izinkan Pemanfaatan Beras Impor
Sabtu, 10 Desember 2011 16:48 WIB
Trenggalek - Kepala Gudang Semi Permanen Bulog Trenggalek Chom Syaiful berharap Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengeluarkan izin pemanfaatan beras impor untuk memenuhi kekurangan pasokan beras untuk keluarga miskin di wilayahnya.
"Di gudang Bulog Trenggalek saat ini ada sekitar 92 ton beras impor, kalau itu diizinkan, kami akan langsung distribusikan ke desa-desa yang belum mendapatkan jatah raskin. Namun kalau tidak diizinkan kami tidak berani mengeluarkan," katanya, Sabtu.
Menurut dia, jumlah beras impor yang disimpan di Trenggalek ini relatif kecil dibanding dengan yang disimpan di gudang Bulog lain.
"Kalau gudang sini hanya mampu menampung sekitar 3.000 ton beras, makanya beras impor yang disimpan di sini juga relatif kecil dan hanya 92 ton. Kalau di gudang lain itu ada yang mencapai ribuan ton," katanya.
Syaiful mengatakan, saat ini pasokan raskin untuk wilayah Trenggalek selama bulan November dan Desember masih kosong.
"Seperti yang sudah kami sampaikan sebelumnya, kekurangan raskin selama dua bulan ini mencapai 2.000 ton. Kalau saja Pak Gubernur mengizinkan pasti sangat membantu," ujarnya.
Namun, harapan tersebut bakal bertepuk sebelah tangan (sia-sia). Gubernur Soekarwo pada saat melakukan pertemuan dengan Bulog akhir November lalu telah menolak dengan tegas pemanfaatan beras impor untuk memenuhi kebutuhan raskin.
Bahkan apabila ada gudang yang nekat mengeluarkan beras impor asal Vietnam tersebut, Pemprov Jatim akan menutup dan menyegel gudang tersebut.
Gubernur menyarankan agar pihak Bulog mencari pasokan beras lokal dari kabupaten/kota yang selama ini menjadi lumbung padi di Jawa Timur.
Sementara itu, Ketua DPRD Trenggalek Saniman Akbar Abbas mendukung langkah Gubernur Jatim yang melarang impor beras. Apabila beras impor tersebut diedarkan, pihaknya khawatir akan mengganggu kesejahteraan petani lokal.
"Karena ini adalah keputusan politik yang prorakyat maka kami juga mendukungnya, masih banyak cara lain untuk bisa memenuhi stok raskin," katanya.
Selain itu, Abbas meminta Bulog untuk memperhatikan kualitas beras yang didistribusikan kepada warga miskin.
"Jangan sampai kejadian di Munjungan terulang kembali, kalau hancur seperti itu bukan beras namanya, tapi menir," katanya.