Madiun (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun Jawa Timur meminta warga di daerahnya untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem seiring memasuki masa peralihan musim hujan ke musim kemarau atau pancaroba.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun Boby Saktia Putra Lubis di Madiun Kamis mengatakan, cuaca ekstrem diperkirakan masih akan melanda wilayah Kabupaten Madiun hingga akhir April 2025 saat pancaroba yang berpotensi menyebabkan bencana hidrometeorologi.
"Dimungkinkan masih terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang sampai akhir April nanti," ujarnya.
Menurut Boby, fenomena cuaca ekstrem tersebut dipicu oleh pola konvergensi serta aktivitas gelombang atmosfer seperti Equatorial Rossby dan Kelvin yang masih aktif di wilayah Jawa Timur, termasuk Madiun dan sekitarnya.
"Daerah-daerah rawan bencana seperti angin kencang, banjir, dan tanah longsor masih perlu diwaspadai, meskipun intensitas kejadian mulai menurun," katanya.
Seiring perubahan ke musim kemarau, BPBD Madiun juga mulai melakukan mitigasi menghadapi potensi bencana pada musim kemarau, khususnya kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan.
"Kami juga melakukan pemetaan wilayah yang rawan kekeringan dan kebakaran, berdasarkan kejadian di tahun-tahun sebelumnya," kata Boby.
Data BPBD Kabupaten Madiun mencatat, wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan berada di kawasan Saradan dan lereng Gunung Wilis. Sementara, sejumlah desa seperti Bodag dan Sirapan di Kecamatan Madiun serta Desa Kare tercatat pernah mengalami krisis air bersih saat kemarau tahun lalu.
BPBD mengimbau masyarakat setempat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana serta segera melapor jika menemukan indikasi cuaca ekstrem maupun kekeringan di wilayahnya.