Surabaya (ANTARA) - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur mengembangkan aplikasi Bank Data Perpustakaan Surabaya (Banpusboyo) untuk standarisasi perpustakaan dan mempermudah pembinaan.
"Aplikasi ini akan sangat membantu pekerjaan kami, karena saat ini tugas kami adalah membina seluruh perpustakaan yang ada di Surabaya," kata Kepala Dispusip Surabaya, Mia Santi Dewi, di Kota Surabaya, Jumat.
Ia menjelaskan total perpustakaan di Surabaya mencapai 2.042 unit. Namun, berdasarkan kewenangan Pemkot Surabaya, Dispusip bertanggung jawab atas pembinaan sekitar 900 perpustakaan yang terdiri dari perpustakaan SD dan SMP serta ditambah dengan perpustakaan umum, dan Taman Baca Masyarakat (TBM).
"Seluruh perpustakaan yang ada di Surabaya jumlahnya 2.042 unit. Tapi, jika berdasarkan kewenangan, seperti perpustakaan perguruan tinggi menjadi kewenangan perguruan tinggi itu sendiri, dan perpustakaan SMA menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur," ujarnya.
Mia menerangkan aplikasi Banpusboyo dirancang agar pengelola perpustakaan dapat secara mandiri melakukan pendataan awal terhadap perpustakaannya.
"Setelah mereka menilai secara mandiri, kami akan melakukan verifikasi, dan memberikan pendampingan bagi perpustakaan yang mengalami kesulitan," katanya.
Pendampingan ini akan diberikan jika perpustakaan membutuhkan bantuan untuk memenuhi standar nasional perpustakaan (SNP).
"Untuk menjadi perpustakaan yang terstandarisasi nasional, ada ketentuan. Maka kami buat aplikasi ini agar pengelola perpustakaan bisa menilai secara mandiri, yang masih kurang akan kami lakukan pendampingan agar mereka melengkapi sesuai SNP," ujarnya.
Perpustakaan yang telah memenuhi SNP, menurutnya, akan diusulkan untuk mendapatkan akreditasi. Aplikasi Banpusboyo ini nantinya hanya dapat diakses oleh pengelola perpustakaan, seperti pengelola perpustakaan sekolah.
"Jika mereka kesulitan dan membutuhkan pendampingan, kami akan datang ke sekolah untuk mencocokkan data, seperti verifikasi lapangan,” ujarnya.