Surabaya - Direktur Utama Taman Safari Indonesia II Pasuruan Toni Sumampau membantah jika TSI I, II dan III pernah dikelola oleh warga negara asing (WNA). "Di Indonesia tidak ada itu," kata Toni saat dihubungi ANTARA melalui ponselnya, Rabu. Pernyataan Toni tersebut sebagai bantahan atas pernyataan Pengamat Satwa Singky Soewadji saat dengar pendapat dengan Pansus Raperda Perusahaan Daerah (PD) Kebun Binatang Surabaya di ruang Komisi B DPRD Surabaya, Selasa (19/6). Singky mengatakan, jika KBS ingin maju, calon Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Daerah (PD) KBS tidak hanya warga Indonesia saja, tetapi WNA yang mempunyai keahlian di bidang pengelolaan satwa. Bahkan, Singky memberikan contoh bahwa Taman Safari Indonesia (TSI) di Bogor sempat dipimpin WNA dari Filipina selama satu periode. Hasilnya cukup bagus untuk pengelolaan Taman Safari yang sekarang sudah mengembangkan sayapnya di Pasuruan Jatim dan Bali. Meski demikian, Toni tidak memungkiri jika WNA yang sempat bekerja di TSI Bogor. Namun, WNA yang dimaksud adalah tenaga ahli di bidang pembuat desain bangunan. Saat dikonfirmasi, Singky meralat bahwa yang dimaksud pada saat dengar pendapat adalah TSI Bogor yang pernah memakai tenaga WNA dari Filipina. "Kalau TSI Bogor perna pakai tenaga dari Filipina, sedangkan TSI III Bali pernah pakai tenaga dari Australia. Akan tetapi, sifatnya sesuai dengan kebutuhan saja," katanya. Singky mengatakan bahwa tenaga dari Filipina yang pernah dipakai di TSI Bogor adalah Richard Sam Pilai. "Akan tetapi, kalau di Bali hingga sekarang masih dipakai," katanya. Mendapati hal itu, Toni mengatakan bahwa Richard Sam Pilai adalah salah satu pelatih anjing dan kuda dalam satu pertunjukan drama di TSI. "Dia bukan manajer atau konsultan kebun binatang," katanya. Taman Safari Indonesia adalah tempat wisata keluarga yang berwawasan lingkungan dan berorientasi habitat satwa pada alam bebas. Taman ini terletak di beberapa lokasi. Taman Safari Indonesia I berlokasi di Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, atau yang lebih dikenal dengan kawasan Puncak. Taman Safari Indonesia II terletak di lereng Gunung Arjuna, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Dan, Taman Safari III di desa Serongga, Kecamatan Gianyar, Provinsi Bali. Sebelum menjadi lembaga konservasi satwa, kata dia, awalnya TSI adalah sebuah kelompok sirkus yang kemudian berkembang menjadi sebuah yayasan yang dipimpin oleh tiga saudara yang masing-masing menjadi manajer, yakni Jansen Manansang, Frans Manansang, dan Tony Sumampau. Ketiga kakak beradik tersebut lebih sering disebut masing-masing m1, m2, dan m3. Namun, seiring dengan perkembangan TSI yang menjadi perusahaan profesional, ketiga TSI (Bogor, Pasuruan, dan Bali) kini dipimpin oleh seorang manajer profesional, sedangkan ketiga saudara serta seluruh keluarga lainnya kini berposisi sebagai komisaris (pemilik). (*)
Berita Terkait

Surabaya jadi tuan rumah pementasan teater "Imam Al Bukhari-Soekarno"
27 Juni 2025 22:15

Film "Pangku" garapan Reza Rahadian dijadwalkan tayang pada 2025
27 Juni 2025 21:30

Sutradara Gadis Kretek diundang jadi pemilih Oscar
27 Juni 2025 12:53

Marvel Studios luncurkan trailer film "The Fantastic Four: First Steps"
27 Juni 2025 07:33

Fun Run warnai peluncuran deodoran untuk remaja aktif
25 Juni 2025 20:51

"Warkop DKI Kartun", animasi berbalut komedi pemantik nostalgia
25 Juni 2025 11:08

Dokter sebut Vaksin HPV tidak sebabkan kemandulan
25 Juni 2025 07:48

Orang tua disarankan kenalkan musik kepada anak sejak dini
24 Juni 2025 20:46