Wabup Bojonegoro Sidak Waduk Pacal
Rabu, 13 Juni 2012 21:44 WIB
Bojonegoro - Wakil Bupati Bojonegoro, Jatim, Setyo Hartono, melakukan inspeksi mendadak teknis pembagian air Waduk Pacal di pintu pembagi air di Desa Sambongrejo dan Kedungrejo, Kecamatan Sumberrejo, Rabu.
"inspeksi yang kami lakukan ini, untuk melihat sejauh mana teknis pembagian air Waduk Pacal, sebab di sejumlah kecamatan, banyak tanaman padi yang tidak mendapatkan air irigasi," katanya, di lokasi pintu pembagi air Waduk Pacal di Desa Sambongrejo, Kecamatan Sumberrejo.
Di lokasi sidak tampak hadir Kepala Dinas Pengairan Bojonegoro Zaenal, Camat Sumberrejo Trijono dan jajarannya, termasuk petugas Dinas Pengairan di wilayah sempat.
"Para petani yang tidak memperoleh pasokan air Waduk Pacal, langsung mengadu kepada Bupati Bojonegoro Suyoto," jelasnya.
Kepada Setyo Hartono, petugas Dinas Pengairan setempat Sumaji menjelaskan, air Waduk Pacal yang lokasinya di Desa Kedungsumber Kecamatan Temayang, sudah lima tahun ini, tidak mampu menjangkau wilayah areal pertanian di Kecamatan Kanor, Kepohbaru dan Baureno.
Alasannya, menurut dia, para petani di sejumlah desa di Kecamatan Sumberrejo dan sekitarnya, menyedot air di saluran induk Waduk Pacal, dengan mesin pompa air, untuk mengairi tanaman padinya yang berada di sawah non teknis.
Penyedotan air itu, lanjutnya, membawa dampak air tidak mampu menjangkau areal tanaman padi di Kecamatan Kanor, Kepohbaru dan Baureno, yang masuk jaringan irigasi Waduk Pacal.
"Mesin pompa air yang menyedot dari saluran induk, jumlahnya ratusan. Kami tidak bisa melarang, sebab alasan para petani yang sawahnya non teknis juga ingin menanam padi untuk menghidupi keluarganya," katanya, menjelaskan.
Selain itu, lanjutnya, kemampuan Waduk Pacal, sudah menyusut drastis, hanya mampu menampung air hujan sebesar 23 juta meter kubik, yang semula pada awal dibangun pada 1933, mampu menampung air hujan 43 juta meter kubik, dengan luas sawah baku 16.000 ribu hektare lebih.
"Kemarau ini stok air Waduk Pacal seharusnya hanya untuk mengairi tanaman padi seluas sekitar 4 ribu hektare, tapi tanaman padi teknis dan non teknis yang tertanam luasnya mencapai 23 ribu hektare," ungkap Sumaji.
Ia menjelaskan, tanaman padi di sawah non teknis dan teknis di sejumlah desa di Kecamatan Kanor dan Kepohbaru, yang luasnya, mencapai 2.000 hektare lebih, mengalami penurunan produksi lebih dari 50 persen, karena mengalami kekeringan.
Menanggapi hal itu Setyo Hartono tidak mempermasalahkan, penyedotan ratusan mesin pompa air di saluran induk Waduk Pacal.
"Pemecahannya harus merealisasikan bendungan Gonseng di Temayang, untuk menambah pasokan air pada kemarau," katanya, menjelaskan. (*).