Disperta Bojonegoro Optimistis Produksi Padi Tercapai
Rabu, 30 April 2014 13:58 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, optimistis target produksi padi daerahnya yang ditetapkan 888.980,80 ton gabah kering giling bisa tercapai, sepanjang tidak ada gangguan serangan hama dan kesulitan air.
"Sepanjang tidak ada serangan hama dan kekurangan air pada tanaman padi yang mengakibatkan terjadinya penurunan produksi secara drastis, maka target produksi padi yang sudah kita tetapkan bisa tercapai," kata Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Bojonegoro Akhmad Djupari, Rabu.
Ia mengaku belum bisa menyebutkan produksi tanaman padi tertanam selama Januari sampai April, dengan alasan datanya belum masuk.
Namun, ia memperkirakan luas areal tanaman padi tertanam sejak Januari-April mencapai 70.000 hektare lebih, tertanam di sepanjang daerah irigasi teknis, tanah tegalan dan kawasan hutan.
"Banyak petani yang menanam padi di tanah tegalan dan kawasan hutan, karena kebutuhan air bisa tercukupi dari air hujan," paparnya.
Melihat kondisi tanaman padi yang tertanam di daerahnya itu, ia memprediksi produksinya rata-rata ubinan bisa berkisar 6,8-7,3 ton gabah kering giling (GKG).
"Dengan perkiraan produksi padi hanya tercapai 6 ton GKG saja, maka realisasi produksi padi Januari sampai April, sudah mencapai 420.000 ton GKG," katanya, menegaskan.
Padahal, katanya, para petani akan kembali menanam padi pada musim tanam kemarau April sampai Juni, bahkan di daerah sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo, juga ada tanaman padi yang ditanam selama Juli sampai Oktober.
Di sepanjang DAS Bengawan Solo, katanya, petani tetap bisa menanam padi dengan sistem pompanisasi dengan mengambil air dari Bengawan Solo.
"Tanaman padi di sepanjang DAS Bengawan luasnya mencapai 20.000 hektare, sehingga produksinya akan memberikan tambahan produksi yang cukup besar," tandasnya.
Ia menambahkan target produksi padi tahun lalu yang ditetapkan sebesar 828.059 ton GKG, hanya bisa terealisasi sebesar 802.000 ton GKG, disebabkan terjadi serangan hama wereng.
"Kalau terjadi kekurangan pupuk bisa juga mengancam target produksi tanaman padi. Karena itu kami mengusulkan ada tambahan jatah pupuk, sebagai usaha mengamankan pencapaian target produksi," ucapnya, menambahkan.(*)