Petani Daerah Banjir Bojonegoro Tanam padi
Senin, 7 Oktober 2013 12:55 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Para petani di daerah genangan banjir Bengawan Solo di sejumlah desa di Kecamatan Kalitidu, Dander dan Trucuk, Bojonegoro, Jatim, pekan ini mulai menanam padi dengan sistem pola tanam maju untuk menghindari banjir.
"Kami menargetkan para petani di daerah genangan banjir yang memperoleh air irigasi dengan mengambil air Bengawan Solo semuanya sudah menanam padi paling lambat akhir Oktober," kata seorang pengusaha pompa air di Bojonegoro Pawitnar, Senin.
Ia mengaku memiliki sejumlah mesin pompa yang beroperasi dengan cara mengambil air Bengawan Solo untuk mengairi sawah seluar 200 hektare milik para petani di Desa Ngulanan, Ngablak, Kecamatan Dander dan Desa Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu.
"Pola kerja samanya bagi hasil setelah panen. Besarnya 80 persen petani dan 20 persen pemilik pompa," jelasnya.
Ia menjelaskan tanaman padi di daerah genangan banjir yang memperoleh air dari Bengawan Solo seluas 200 hektare akan panen sekitar akhir Desember atau awal Januari.
"Sifatnya juga spekuliasi, sebab bisa saja banjir datang lebih awal, sehingga kalau gagal panen petani tidak harus membayar," ucapnya.
Sementara itu, seorang petani di Desa Ngablak, Kecamatan Dander Murdiono (54), mengatakan baru akan mulai menanam padi di sawahnya seluas 0,5 hektare yang juga masuk daerah genangan banjir rutin Bengawan Solo.
Namun, ia mengaku tidak bekerja sama dengan pengusaha pompa air yang mengambil air Bengawan Solo, tapi mengusahakan sendiri untuk memperoleh air tanah dengan mesin pompa.
Hanya saja, katanya, dirinya terpaksa menurunkan mesin pompa airnya ke dalam tanah sedalam 1 meter karena dalam kondisi normal tidak bisa menyedot air.
"Kalau kemarau tahun lalu pompa saya ini masih bisa menyedot air," jelasnya.
Dimintai konfirmasi Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Akhmad Djupari menjelaskan areal tanaman padi dengan pola tanam maju di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo luasnya mencapai 15.000 hektare.
"Potensi air Bengawan Solo lebih dari cukup untuk mengairi areal tanaman padi petani, apalagi di daerah hulu ada Bendung Gerak Bengawan Solo," jelasnya. (*)