Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang Jawa Timur mencatat pertumbuhan ekonomi wilayah setempat pada 2024 mengalami pelambatan ketimbang periode 2023.
Kepala BPS Kota Malang Umar Sjaifudin di Kota Malang, Senin mengatakan pada 2024 pertumbuhan ekonomi di Kota Malang hanya 5,41 persen dari 6,07 persen pada periode 2023.
"Pada 2024 pertumbuhan ekonomi di Kota Malang sebesar 5,41 persen sebetulnya ini melambat, karena pada 2023 mencapai 6,07 persen dan bahkan di 2022 sempat menyentuh 6,32 persen," kata Umar.
Umar menyatakan bahwa pelambatan pertumbuhan ekonomi di Kota Malang juga selaras dengan kondisi serupa yang terjadi di Provinsi Jawa Timur dan Nasional.
"Karena untuk menghitung pertumbuhan ekonomi Jawa Timur itu berdasarkan penghitungan produk domestik regional bruto (PDRB) dari seluruh kabupaten kota, sedangkan untuk nasional dihitung dari (PDRB) semua provinsi," ucapnya.
Berdasarkan rangkuman BPS Kota Malang, pertumbuhan ekonomi nasional pada 2022 sebesar 5,31 persen, lalu melambat menjadi 5,05 persen di 2023, dan pada 2024 berada di angka 5,03 persen.
Kemudian untuk pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada 2022 sebesar 6,32 persen, 2023 sebesar 6,07 persen, dan pada 2024 sebesar 5,41 persen.
"Kalau misalkan pergerakan nasional melambat, lainnya juga melambat. Jarang sekali ada kejadian di tingkat nasional dan jawa timur melambat kabupaten kota naik, kecuali ada proyek yang luar biasa," ujarnya.
Selain itu, Umar menjelaskan di Kota Malang terdapat empat lapangan usaha yang berkontribusi terhadap struktur distribusi dan pertumbuhan PDRB pada 2024.
Ia menyebut bahwa keempat lapangan usaha itu, yakni perdagangan 29,22 persen dengan andil terhadap pertumbuhan ekonomi 4,69 persen, industri pengolahan 27,09 persen dengan andil 5,13 persen, konstruksi 12,43 persen dengan andil 5,12 persen, dan jasa pendidikan 7,19 persen dengan 5,08 persen.
"Dari empat itu hampir 75 persen untuk Kota Malang," kata dia.
Selain itu, kontribusi pertumbuhan ekonomi di Kota Malang disumbangkan dari struktur distribusi dan pertumbuhan PDRB pada 2024 jenis transportasi pergudangan dengan andil terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 12,63 persen.
Lalu laju pertumbuhan ekonomi yang terkecil ada pada bidang real estate dengan andil 3,8 persen.
Umar menyebut dari total 38 kabupaten kota, Kota Malang menempati urutan ke lima dalam hal pertumbuhan ekonomi, di bawah Kota Surabaya dengan 5,76 persen, Kabupaten Sidoarjo dengan 5,73 persen, Kabupaten Gresik dengan 5,54 persen, dan Kabupaten Pasuruan dengan 5,45 persen.
"Untuk share terhadap (pertumbuhan ekonomi) Jawa Timur Kota Malang hanya 3,15 persen. Penyumbang paling besar Surabaya dengan 24,34 persen, Sidoarjo 9,35 persen, Gresik 5,94 persen, dan Kabupaten Pasuruan 6,35 persen, keempat daerah itu memiliki kawasan industri yang besar," kata dia.