Bondowoso - Puluhan mahasiswa Univesitas Bondowoso (Unibo), Senin melakukan aksi demonstrasi menuntut aparat Polres Bondowoso segera mengusut tuntas kasus premanisme yang terjadi di kampus mereka. Aksi yang dimpinan Ketua BEM Unibo Afan itu semula berlangsung di halaman belakang polres. Akhirnya mahasiswa diajak berdialog ke dalam ruang pertemuan polres. Pada dialog itu suasana memanas karena mahasiswa ingin bertemu langsung dengan Kapolres AKBP Bonny Djianto. Saat itu mahasiswa hanya ditemui Kasareskrim AKP Bambang Setiawan, Kasat intel AKP Adi Sutrisno dan Kasi Propam Iptu Sentot. Mahasiswa ngotot ingin bertemu dengan kapolres. Bahkan ketika diberi tahu bahwa kapolres ada kegiatan telekonferens di polda Jatim, mahasiswa ngotot ingin melihat surat undangan atau perintah tugas ke Surabaya tersebut. Keinginan mahasiswa mereda setelah kasat intel memberikan penjelasan dan mahasiswa lainnya mengajak mahasiswa yang ngotot untuk menerima keadaan. Dialog akhirnya berjalan lagi dengan penjelasan dari kasatreskrim mengenai tiga laporan yang diterimanya terkait Unibo. Laporan pertama mengenai perusakan kampus dengan pelapor rektor versi Hernanik. Dalam kasus ini polisi sudah menetapkan tujuh tersangka. Laporan kedua mengenai penganiayaan terhadap Rektor Edy Basuki saat aksi unjuk rasa anarkis, Rabu (23/5). Saat itu Edy Basuk dipukul hingga pingsan dan mengalami luka. Atas kasus ini, kata, kasatreskrim, polisi sudah menetapkan tiga tersangka. Ketika AKP Bambang menyebutkan bahwa ketiga tersangka pengeroyokan tidak ditahan, mahasiswa mulai menyela dengan suara keras. Meskipun polisi menegaskan bahwa tersangka tidak harus ditahan, namun mahasiswa tetap menuntut polisi melakukan penahanan. Saat itu Wijaya, seorang mahasiswa, menanggapi dengan keras dan mendesak agar polisi segera melakukan penahanan. Namun polisi tetap berpendirian bahwa penahanan itu tidak harus dilakukan. Suasana panas terjadi lagi ketika mahasiswa meminta polisi menetapkan batas waktu satu bulan untuk menuntaskan kasus tersebut. Kasatreskrim waktu itu belum bisa menyetujui dengan tegas tenggat yang diberikan mahasiswa. Beberapa kali, Kasat Intel AKP Adi Sutrisno harus turun tangan memberikan penjelasan karena antara mahasiswa dengan kasatreskrim tidak menemukan titik temu. Suasana kembali memanas ketika mahasiswa menyodorkan spanduk berisi komitmen antara mahasiswa dengan kepolisian. Saat itu Kasatreskrim menolak menandatangani spanduk itu dan meminta agar kalimatnya diperbaiki. Saat itu sejumlah mahasiswa berteriak keras menuduh polisi telah ingkar dengan kesepakatan sebelumnya bahwa Polres Bondowoso agar segera mengusut tuntas kasus premanisme di Unibo. Mendapat desakan seperti itu, kasatreskrim tetap berpendirian tidak mau menandatangani, meskipun sempat ada mahasiswa yang menyodorkan kertas ke dekat wajahnya. Akhirnya mahasiswa sendiri yang menghentikan aksi itu dengan mengatakan bahwa polisi telah keluar dari komitmen. Saat itu mahasiswa sempat mengancam mereka akan mendemo rumah kapolres. Namun seorang perwira polisi mengingatkan bahwa rumah itu bukan tempat kerja. Demo akhirnya diakhiri, namun sebelumnya mahasiswa mengancam akan melakukan aksi demo ke Polda Jatim dan terus memantau perkembangan pengusutan kasus tersebut. Selain itu sebelumnya seorang mahasiswa juga mengungkapkan kekhawatirannya dengan aksi premanisme di Unibo. Mahasiswa meminta polisi agar memberikan rasa aman kepada mahasiswa yang ingin menuntut ilmu. Mahasiswa sempat mempertanyakan tindakan polisi saat terjadi aksi demo anarkis. Mahasiswa menuduh polisi hanya diam saat ada penganiayaan terhadap Edy Basuki. Mahasiswa sempat membawa spanduk yang berisi gambar seorang polisi yang berada di lokasi saat pengeroyokan terjadi. (*)
Mahasiswa Unibo Demo Polres Bondowoso
Senin, 4 Juni 2012 17:37 WIB