Kota Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, menyebut harga bahan pokok di pasar tradisional wilayahnya menjelang bulan suci Ramadhan 2025 masih dalam kondisi wajar.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Kediri Muh Ridwan di Kediri, Selasa, mengemukakan tim telah melakukan pemantauan harga bahan pokok di sejumlah pasar tradisional.
Hasilnya, ada harga bahan pokok yang stabil, tapi juga ada yang perlu diwaspadai.
"Harga bahan pokok masih dalam ring antara wajar dan waspada. Sejauh ini masih belum ada keputusan untuk intervensi di pasar," katanya.
Di Pasar Setonobetek, Kota Kediri, harga beras premium adalah Rp14.300 per kilogram, harga beras medium Rp12.500 per kilogram. Harga ini masih stabil.
Demikian juga dengan harga gula pasir yakni Rp17.500 per kilogram. Harga minyak goreng curah ada penurunan. Jika sebelumnya Rp20.000 per liter turun menjadi Rp19.800 per kilogram.
Harga minyak goreng kemasan juga turun. Jika sebelumnya Rp21.500 per liter, kini menjadi Rp21.300 per liter. Harga minyak goreng Minyakkita Rp17.500 per liter kini menjadi Rp17.300 per liter.
Daging sapi stabil, seharga Rp111.600 per kilogram, daging ayam ras naik sedikit dari harga Rp33.300 per kilogram menjadi Rp33.600 per kilogram. Daging ayam kampung stabil, seharga Rp73.300 per kilogram.
Untuk cabai merah keriting ada kenaikan harga. Dari sebelumnya Rp45.000 per kilogram menjadi Rp46.600 per kilogram. Cabai merah besar harganya justru turun dari semula Rp54.000 per kilogram menjadi Rp49.300 per kilogram. Cabai rawit merah naik harganya dari semula Rp75.000 per kilogram menjadi Rp78.300 per kilogram.
Harga bawang merah juga naik dari semula Rp30.000 per kilogram menjadi Rp32.300 per kilogram dan harga bawang putih tetap yakni Rp38.000 per kilogram.
Ridwan menjelaskan pihaknya mengantisipasi kenaikan harga bahan pokok agar tetap stabil, sehingga daya beli masyarakat bisa terjangkau.
Namun, pemkot juga tidak langsung memutuskan untuk menggelar operasi pasar jika ada harga bahan pokok naik, melainkan ada kajian khususnya. Hal itu juga untuk melindungi pasar, sehingga gejolak harga bisa lebih stabil.
"Kami lakukan operasi pasar jika ada gejolak harga yang kami anggap harus mengadakan gerakan pasar murah. Untuk saat ini kami belum ada rencana gerakan pasar murah," ujar dia.
Ia menambahkan harga yang ada di pasar ini dinilai belum perlu dilakukan intervensi, namun tetap diwaspadai.
"Kami juga cari informasi penyebabnya apa, kemudian juga mempertimbangkan diperkirakan ini kenaikan sebentar atau lama. Tidak bisa sembarangan, karena kami juga tahu yang menggerakkan ekonomi di Indonesia itu pasar. Nanti kalau sering mengadakan gerakan pasar murah, malah mengganggu proses transaksi di pasar umum," kata dia.
Ia mengimbau masyarakat menjelang Ramadhan untuk tidak melakukan pembelian berlebih. Masyarakat bisa membeli bahan pokok sesuai dengan kebutuhan, sebab stok yang ada di pasar masih mencukupi.