Polisi Selidiki Dugaan Sabotase Situs LPSE Trenggalek
Jumat, 25 Mei 2012 16:34 WIB
Trenggalek - Kepolisian Resor Trenggalek, Jawa Timur, mulai menyelidiki dugaan sabotase terhadap situs Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) milik pemkab setempat.
"Sebagai langkah awal kami sudah meminta keterangan dari beberapa calon peserta lelang yang merasa dirugikan akibat macetnya LPSE," kata Kasubbag Humas Polres Trenggalek, AKP Siti MUnawaroh, Jumat.
Ia menerangkan, untuk memperjelas kasus yang menyangkut proyek bernilai besar ini tim peyidik unit tindak pidana ekonomi riset dan teknologi juga akan meminta data pengakses LPSE dari PT Telkom selaku provider penyedia layanan.
"Karena informasinya pihak Telkom telah memiliki data titik-titik mana yang melakukan aksi pengiriman paket bom data yang telah memacetkan situs lelang itu," ujarnya.
Siti menambahkan, kepolisian Trenggalek akan lebih berhati-hati dalam menganani kasus ini, mengingat pihaknya baru pertama kali ini menangani kasus kejahataan dunia maya ("cyber crime").
"Apalagi kejadian ini juga melibatkan banyak pihak mulai dari kontraktor, pemerintah, maupun pihak penyedia layanan internet, selain itu hal-hal seperti ini pasti ada srempetannya dengan muatan politis," imbuhnya.
Lebih lanjut perwira asli Trenggalek ini menjelaskan, untuk sementara pelapor dari kasus LPSE hanya dari pihak kontraktor, sedangkan pemerintah (LPSE) yang menjadi korban perusakan belum melapor ke pihak kepolisian.
Di sisi lain, salah seorang kontraktor asal Trenggaleek meminta agar kepolisian benar-benar serius dalam menganani kasus tersebut. Mereka bahkan mendesak agar pihak kepolisian meminta bantuan unit "cyber crime" yang dimiliki oleh Polda Jatim maupun Mabes Polri.
"Karena kasus ini sangat rawan, bukan hanya masalah kejaatan IT-nya saja namun bisa juga menyangkut dugaan adanya rekayasa untuk memenangkan orang-orang tertentu dalam proyek yang berskala besar," katanya,
Ia mengakui, lelang proyek dengan menggunakan media internet merupakan hal baru di Trenggalek, sehingga banyak kotraktor-kontraktor lokal yang masih belum menguasai sistem baru itu.
"Selain itu pihak LPSE Trenggalek sendiri kelihatannya juga belum siap dengan sistem ini, kalau LPSE dan kontraktor lokalnya saja masih awam, hal ini akan menjadi celah bagi mereka yang lebih menguasai IT untuk melakukan upaya yang tidak fair," ujarnya.
Sebelumnya, Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) milik Pemkab Trenggalek mengalami ganguan akibat sabotase yang dilakukan oleh pihak tertentu.
Gangguan pertama terjadi pada tanggal 7 Mei 2012, dimana kabel 'fiber optic' (FO) jaringan astinet milik PT Telkom yang menuju server LPSE Trenggalek dipotong orang tak dikenal.
Sedangkan gangguan kedua terjadi pada tanggal 15 Mei, traffic (lalu lintas) LPSE mendapat kiriman bom data dalam jumlah besar sehingga mengakibatkan proses pengiriman dokumen lelang macet total. (*)