Surabaya (ANTARA) - Tiga pelajar dari SMAN 5 Surabaya meraih medali perak (silver medal) dari National Research Council of Thailand berkat inovasi tanaman lidah mertua sebagai antibakteri pencegah bau badan pada kain, berbasis nanoteknologi atau nanopartikel.
Ketua tim SMAN 5 Surabaya Anggun Widya Damayanti mengatakan dipilihnya nanoteknologi dalam inovasi tersebut, karena teknologi itu sedang berkembang dan memiliki efektivitas tinggi.
"Dengan ukuran yang kecil, nanopartikel dapat meningkatkan kinerja agen yang kami gunakan, yaitu lidah mertua. Teknologi ini membuat produk lebih mudah terserap pada serat kain dan efektif menembus sel bakteri penyebab bau badan," ucap Anggun saat ditemui di SMAN 5 Surabaya, Rabu.
Anggun mengaku, pengembangan produk yang diberi nama Shield Fabric itu sudah berlangsung lebih dari satu tahun dan bukan semata-mata untuk mengikuti kompetisi Bangkok International Intellectual Property, Invention, Innovation and Technology Exposition (IPITEx) 2025 saja.
"Persiapan kompetisi ini sebenarnya cukup singkat karena sejak awal kami lebih fokus pada urgensi pengembangan produk sebagai solusi permasalahan yang ada. Kebetulan, di waktu yang bersamaan, kami mendapat kesempatan mengikuti kompetisi ini sebagai wadah pengembangan inovasi kami," ujarnya.
Sementara itu, anggota lainnya Zakiyah Rafifah Artanti menambahkan jika ide inovasi tersebut berawal dari permasalahan lingkungan sekitarnya.
"Kami menggunakan lidah mertua karena tanaman ini mudah ditemukan di Surabaya. Dengan tambahan nanopartikel perak, produk ini menjadi lebih efektif dalam mengurangi bau badan," katanya.
Anggota tim lainnya, Kineisha Anindya Elvare, menjelaskan inovasi Shield Fabric itu dibuat untuk membantu masyarakat yang tinggal di daerah tropis seperti Indonesia, di mana keringat berlebih menjadi penyebab utama bau badan.
"Produk yang kami kembangkan ada dua jenis, yakni spray yang diaplikasikan langsung ke kain kering, serta deterjen yang digunakan saat mencuci pakaian," tuturnya.
Sementara, guru pendamping tim Ratih Fahayana berharap melalui penelitian tersebut serta diakui oleh kompetisi internasional, Anggun yang saat ini duduk di bangku kelas 12 itu dapat melanjutkan studi ke Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya (Unair) melalui jalur Golden Tiket.
"Kemudian adik adiknya bisa melanjutkan perjuangan Anggun di penelitian-penelitian lainnya yang tentunya juga bergengsi kedepannya," ucapnya.