Surabaya (ANTARA) - Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menyinggung isu Muktamar Luar Biasa (MLB) yang sempat mencuat dan menyebut dinamika ini merupakan hal wajar dalam organisasi asal tetap mengikuti aturan yang berlaku.
"Ini dinamika yang wajar dalam organisasi, asal tetap mengikuti aturan yang berlaku," katanya dalam acara Kick Off Hari Lahir (Harlah) ke-102 NU di Kantor PWNU Jawa Timur, Surabaya, Kamis.
Lanjutnya, forum tersebut seharusnya bertujuan memperbaiki kondisi organisasi. Namun, saat ini tidak ada urgensi untuk mengadakan MLB.
"Kalau MLB itu tujuannya memperbaiki, sekarang apa yang perlu diperbaiki? Tidak ada hal mendesak yang membutuhkan forum tersebut. Jadi, muncul pertanyaan, apa sebenarnya kepentingan di balik isu MLB ini?" ujarnya.
Rais Aam juga mengutip sebuah hadits Nabi Muhammad SAW yang menggambarkan organisasi sebagai bahtera.
Ia menekankan bahwa perilaku individu dalam organisasi harus selaras dengan kepentingan bersama, agar tidak merugikan orang lain.
"Jika seseorang di dalam kapal melubangi lantainya dengan alasan itu adalah haknya, tindakan itu akan membahayakan seluruh penumpang. Karena itu, perlu sikap tegas untuk menjaga keselamatan bersama," jelasnya.
Kiai Miftachul juga menyerukan agar Harlah ke-102 NU dimanfaatkan untuk menghidupkan kembali ruhul jihad atau semangat perjuangan, sebagaimana yang diajarkan oleh para pendiri NU.
"Organisasi ini hanya akan mencapai ketertiban dan kebaikan jika kita meneladani prinsip-prinsip yang telah dirumuskan oleh para muassis saat mendirikan Nahdlatul Ulama," tuturnya.
Acara Kick Off Harlah ke-102 NU tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh PBNU dan PWNU, serta diisi dengan berbagai kegiatan untuk memperingati perjuangan dan kontribusi NU bagi bangsa.
Serangkaian kegiatan Harlah ke-102 NU oleh PBNU adalah kick off di PWNU Jatim (16/1), Kongres Pendidikan NU : pesantren, madrasah, perguruan, kurikulum, infrastruktur (22-23/1), dan Kongres Keluarga Maslahah dengan membentuk satgas sampai desa di 10 provinsi dengan 2,5 juta partisipan (31/1-2/2).
Selain itu, Workshop Asta Cita (3/2) melalui kerja sama dengan kementerian (BGN), bappenas, menteri HAM, menag, lalu Puncak Resepsi Harlah ke-102 NU (5/2) serta pembukaan Munas Alim Ulama NU (7/2).