Surabaya, Jatim (ANTARA) - PT Pelindo Terminal Petikemas mencatat arus peti kemas mencapai 12.489.927 twenty-foot equivalent units (TEUs) pada 2024 atau meningkat 7,1 persen dibandingkan pencapaian pada 2023, yang 11.661.489 TEUs.
Corporate Secretary Pelindo Terminal Petikemas Widyaswendra mengatakan arus kontainer saat ini masih mengikuti tren pertumbuhan ekonomi yang masih terjaga.
"Rata-rata pertumbuhan arus peti kemas setiap tahunnya akan berkisar di rentang 4-6 persen, ini yang kami sebut dengan pertumbuhan organik," katanya di Surabaya, Jatim, Kamis.
Jumlah arus peti kemas yang mencapai 12.489.927 TEUs tersebut terdiri atas 8.494.402 TEUs peti kemas domestik dan 3.995.525 TEUs peti kemas internasional.
Widyaswendra menjelaskan saat ini pihaknya sedang menyiapkan rencana strategis untuk meningkatkan pertumbuhan arus peti kemas secara anorganik seperti menjadikan Makassar New Port (MNP) sebagai pusat konsolidasi logistik kawasan Indonesia bagian timur dan kerja sama pengoperasian terminal dengan mitra strategis.
Ada juga bekerja sama dengan pelaku logistik dan pelayaran seperti kontainerisasi komoditas dan pembukaan sejumlah rute pelayaran baru.
Rencana strategis tersebut satu per satu sudah terlaksana seperti MNP yang saat ini sudah beroperasi, kerja sama dengan mitra strategis INA-DP World untuk mengoperasikan Belawan New Container Terminal (BNCT), serta terdapat sedikitnya 32 rute pelayaran peti kemas baru sepanjang 2022 hingga 2024.
"Dengan beberapa upaya yang kami lakukan, tumbuh optimisme pada tahun 2029 nanti arus peti kemas yang dikelola oleh Pelindo Terminal Petikemas bisa mencapai 15,7 juta TEUs," katanya.
Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi pun mendukung upaya kontainerisasi muatan Pelindo Terminal Petikemas.
Siswanto menilai perlu melakukan pembenahan sejumlah pelabuhan khususnya di wilayah timur Indonesia dan saat ini sudah terlihat sejumlah transformasi di beberapa terminal peti kemas seperti di Makassar, Sorong, Jayapura, Ambon, dan Bitung.
Sementara, upaya untuk meningkatkan arus peti kemas luar negeri dapat dilakukan dengan penyediaan terminal yang berfungsi sebagai transhipment hub.
Namun demikian, Siswanto mengatakan perlu dilakukan kajian menyeluruh bersama semua pihak termasuk pemerintah untuk menciptakan ekosistem yang kuat mulai dari kemudahan bunker, lokasi berlabuh, sistem keuangan dan pembayaran, pemanduan dan penundaan kapal.
"Ini sangat dibutuhkan dalam mewujudkan transhipment hub internasional yang dimimpikan," ujarnya.