Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri menyatakan bahwa inflasi sebesar 0,52 persen di wilayah setempat pada Desember 2024 dalam kondisi terkendali meskipun pada periode tersebut ada rencana pemerintah untuk menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen.
Kepala Bagian Administrasi Perekonomian Pemkot Kediri Tetuko Erwin Sukarno mengemukakan bahwa stabilitas ekonomi di Kota Kediri termasuk daya beli masyarakat terjaga, dimana inflasi tahunan sepanjang 2024 tercatat sebesar 1,19 persen.
"Kami optimistis stabilitas ekonomi Kota Kediri ini akan dapat berlanjut pada 2025. Kebijakan penting pemerintah yang memberlakukan kenaikan PPN hanya pada barang mewah dan bukan pada kebutuhan pokok masyarakat akan dapat menjaga keterjangkauan harga," katanya dalam keterangan yang diterima di Kediri, Selasa.
Ia mengatakan, pada 2025 pemerintah menyiapkan sejumlah program untuk meningkatkan produktifitas dan mengurangi beban belanja keluarga, seperti adanya program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan pelatihan ketrampilan kerja.
"Semoga program-program pemerintah di tahun 2025 dapat meringankan kebutuhan, mendorong daya beli masyarakat serta meningkatkan daya saing kita semua," kata Erwin yang juga Sekretaris Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri tersebut.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri sebelumnya mengumumkan hasil penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Kediri bulan Desember 2024 yang tercatat mengalami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri Emil Wahyudiono mengungkapkan fenomena tersebut merupakan sesuatu yang wajar akibat meningkatnya permintaan masyarakat saat momentum Hari Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).
Ia menyebut, pada Desember 2024, Kota Kediri mengalami inflasi month-to-month (m-to-m) sebesar 0,52 persen. Sedangkan secara year-on-year (y-on-y) dan year-to-date (y-to-d) Kota Kediri berada di urutan terendah kedua di Jawa Timur, yakni sebesar 1,19 persen serta berada di bawah nasional dan Jawa Timur.
Pada Desember 2024 sejumlah ada sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan harga, diantaranya adalah perkembangan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi yang mengalami penyesuaian harga.
Selain itu, kenaikan harga telur ayam ras, kenaikan harga minyak goreng dan kenaikan harga komoditas hortikultura. Sementara untuk komoditas yang mengalami penurunan harga adalah komoditas emas, serta penurunan tarif angkutan udara selama Nataru.
“Kenaikan telur ayam ras ini dipicu akibat kenaikan harga pakan ayam, sedangkan kenaikan harga cabai akibat musim penghujan yang menyebabkan komoditas tersebut cepat rusak ditambah lagi terjadi kenaikan permintaan di level konsumen,” jelas Emil.
Ia juga menambahkan deflasi yang terjadi pada tarif transportasi udara, terjadi akibat pemberlakuan penyesuaian tarif tiket pesawat sebesar 10 persen yang diterapkan selama 16 hari yakni pada 19 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025.
Emil juga mengungkap beberapa hal yang perlu diantisipasi oleh Pemkot Kediri guna menjaga stabilitas harga komoditas pada Januari 2025, beberapa diantaranya adalah memastikan distribusi bahan pokok penting berjalan dengan lancar.
"Memastikan distribusi komoditas yang masuk ke Kota Kediri berjalan dengan lancar. Lebih baik lagi kita punya cold storage untuk menyimpan bahan-bahan yang mudah busuk agar tetap bisa dikendalikan harganya,” kata dia.
Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat bahwa komoditas pangan yang biasa dikonsumsi secara segar, secara perlahan mulai disubstitusi ke barang-barang yang sifatnya tahan lama, seperti cabai yang diolah menjadi cabai kering.