Pasuruan, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan meminta seluruh peternak di wilayah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur untuk mewaspadai Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang mulai muncul kembali beberapa waktu lalu.
"Awal merebak pada Desember lalu dengan total 99 kasus PMK pada bulan tersebut, diharapkan peternak semakin waspada," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Pasuruan Ainur Alfiah dalam keterangan yang diterima, Kamis.
Alfiah menjelaskan puluhan kasus PMK tersebut terjadi di enam kecamatan, yakni Kecamatan Nguling, Purwodadi, Prigen, Winongan, Pandaan, dan Gempol.
Menurut Alfiah, kasus ini kembali muncul dikarenakan perubahan musim dari kemarau ke musim penghujan. Selain itu, banyaknya sapi yang terkena PMK akhir-akhir ini merupakan sapi yang belum divaksin ataupun sapi baru yang berasal dari luar daerah.
Alfiah menyatakan saat ini stok vaksin yang dimiliki DPKH sudah habis sehingga ia meminta para peternak untuk memberikan vaksin yang diperoleh secara mandiri.
"Banyak sapi yang tidak divaksin. Saat ini stok vaksin kami sudah habis, sehingga sebisa mungkin para peternak mencari vaksin secara swadaya," katanya.
Lebih lanjut Alfiah meminta kepada para peternak agar tak perlu risau dalam menghadapi kasus ini lantaran Pemkab Pasuruan berhasil menekan angka kasus PMK hingga titik nol kasus pada bulan Oktober lalu.
Hal ini dilakukan dengan cara menjaga kebersihan kandang ternak mulai dari pemberian makanan, hingga penyemprotan disinfektan secara rutin di area kandang. Tak hanya itu, pemberian vitamin juga menjadi fokus Pemkab Pasuruan dalam memberantas kasus PMK di wilayahnya.
"Yang penting peternak harus meningkatkan pengawasan dan pengendalian lalu lintas hewan, produk hewan, dan media pembawa penyakit hewan lainnya,"kata Alfiah.