Trenggalek, Jatim (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur berencana menggalakkan penanaman pohon berakar kuat di lahan gembur area pegunungan sebagai langkah mitigasi bencana tanah gerak.
"Wilayah pegunungan, terutama pucuk-pucuk gunung, sebaiknya ditanami pohon berakar kuat. Boleh tanaman produktif, tapi harus tanaman kayu agar akar-akar pohon besar dapat mengikat tanah," kata Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin di Trenggalek, Kamis
Upaya ini dilakukan menyusul bencana tanah gerak di RT 18/RW 03 Dusun Depok, Desa Ngrandu, Kecamatan Suruh, yang merusak 38 rumah dan memaksa 119 warga mengungsi.
Mas Ipin, sapaan akrab Bupati, menjelaskan bahwa bencana tanah gerak kerap terjadi di lahan yang telah mengalami alih fungsi.
Area dataran tinggi yang sebelumnya dipenuhi tanaman berakar kuat kini banyak digantikan oleh tanaman yang akarnya kurang mampu mengikat tanah.
"Kalau kita lihat, area dengan pohon besar relatif aman. Namun, lahan pertanian yang mengalami longsor biasanya minim tanaman tegakan. Saya tidak menyalahkan masyarakat, tapi ada pilihan ekonomi dari tanaman yang menghasilkan buah," tambahnya.
Bupati juga menekankan pentingnya keseimbangan antara manfaat ekonomi dan ekologi.
Tanaman berakar kuat tidak hanya memberikan hasil ekonomi dari buahnya, tetapi juga berperan sebagai benteng alami untuk mencegah bencana tanah gerak di area bawahnya.
"Masyarakat yang tinggal di pegunungan diimbau menjaga pohon-pohon tegakan di kawasan hutan. Desa-desa juga diminta melakukan asesmen terhadap wilayah rawan, agar segera dilakukan penanaman pohon kayu produktif. Pemerintah akan membantu menyediakan bibit," pungkasnya.
Sebelumnya, bencana tanah gerak di Dusun Depok menyebabkan kerusakan parah pada akses jalan dan 38 rumah di satu rukun tetangga, selain satu rumah yang mengalami kerusakan berat.
Sebanyak 119 warga dari 43 kepala keluarga kini mengungsi akibat bencana tersebut.