Malang (ANTARA) - Perum Bulog mewujudkan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) dengan menanam 413 bibit pohon alpukat jenis hass demi mengamankan wilayah hulu Sungai Brantas di Jawa Timur (Jatim).
"Penanaman bibit pohon alpukat ini sebagai wujud TJSL Program Bulog Hijau untuk menjaga kelestarian lingkungan dan keberlanjutan ekosistem, khususnya di wilayah hulu Sungai Brantas," kata Direktur Human Capital Perum Bulog Sudarsono Hardjosoekarto di sela penanaman secara simbolis bibit pohon alpukat hass di Kawasan Arboretum Perum Jasa Tirta (PJT) I di Kota Batu, Jatim, Sabtu.
Ia mengatakan reboisasi berupa penanaman 413 bibit pohon di kawasan hulu Sungai Brantas ini adalah langkah awal untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang serius akibat alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian, yang menyebabkan penurunan daya serap air, pengurangan debit mata air, serta risiko bencana, seperti longsor dan banjir.
Upaya ini tidak lepas dari peran Sungai Brantas sebagai salah satu sumber kehidupan utama masyarakat Jawa Timur. Sungai ini tidak hanya penting sebagai sumber air bersih, tetapi juga mendukung irigasi pertanian, pembangkit listrik tenaga air (PLTA), dan keseimbangan keanekaragaman hayati.
"Kami berharap penanaman bibit pohon ini dapat menjadi simbol komitmen bersama dalam menjaga alam untuk generasi yang akan datang," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, juga untuk ketahanan pangan, di mana air irigasi pertanian tidak terhambat jika sumber airnya tetap dijaga keberlanjutannya.
Sebelumnya, Bulog juga melakukan penanaman mangrove di Bali dan bibit pohon di sejumlah hulu sungai di beberapa wilayah. Dalam waktu dekat juga dilakukan penanaman bibit pohon di Nusa Tengara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Sulawesi Tenggara yang bekerja sama dengan pihak ketiga.
Sementara itu, Kepala Divisi Wilayah Sungai Brantas Perum Jasa Tirta I Hermawan Cahyo Nugroho mengatakan bahwa sebanyak 413 bibit pohon alpukat jenis hass tersebut ditanam di area Arboretum Batu sebanyak 32 batang dan selebihnya didistribusikan kepada masyarakat sekitar kawasan tersebut.
"Selain untuk menjaga lingkungan, khususnya sumber air yang menjadi titik nol Sungai Brantas di kawasan arboretum, juga memberikan manfaat secara ekonomi kepada masyarakat sekitar," ujarnya.