Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan bahwa Indonesia harus waspada terhadap dinamika konflik global yang kian memanas, mengingat posisi strategis perairan Indonesia sebagai jalur perdagangan dunia.
"Bisakah kira-kira kalau terjadi perang besar, bisakah kita tidak terseret?" kata Presiden saat membuka Milad Ke-112 Muhammadiyah di Kupang, Nusa Tenggara Timur, diikuti dalam jaringan (daring) Muhammadiyah di Jakarta, Rabu.
Kepala Negara mengingatkan bahwa hampir 40 persen perdagangan global dan 70 persen pasokan energi untuk China, Korea, dan Jepang melewati perairan Indonesia, menjadikannya rentan terhadap dampak perang besar.
Baca juga: Prabowo harapkan para pejabat "puasa" dinas luar negeri untuk efisiensi
Presiden juga mencatat ketidakpastian global yang semakin nyata dengan konflik di berbagai wilayah, seperti Timur Tengah, Ukraina, dan ketegangan di Asia Timur.
Menurutnya, konflik-konflik ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga stabilitas dan kedaulatan bangsa.
"Kita harus bersyukur, negara kita hari ini tidak dibom, hari ini Masjid Istiqlal masih berdiri, hari ini Universitas Muhammadiyah masih utuh, pabrik-pabrik kita tidak dirusak," katanya.
Dalam kesempatan itu, Presiden juga menyerukan perlunya kepemimpinan politik yang andal dan kerja sama dari seluruh elemen masyarakat, termasuk tokoh agama, untuk menjaga persatuan dan mencegah konflik.
Presiden menekankan bahwa Indonesia harus tetap pada prinsip nonblok, tidak memihak, namun tetap siaga untuk melindungi kedaulatan.
"Untuk itu, kita membutuhkan kepemimpinan politik yang andal dan kepemimpinan politik yang saya maksud bukan kepemimpinan politik yang hanya dari pemerintah, dan untuk itu perlu ada kerukunan, perlu ada jiwa besar dari semua kalangan,” katanya.
Pidato ini menjadi pengingat bagi seluruh pihak untuk terus memperkuat persatuan nasional dan mempersiapkan diri menghadapi ancaman di tengah situasi geopolitik yang tak menentu.
"Saudara-saudara, jangan kita anggap damai itu adalah biasa, jangan kita anggap kita tidak menghadapi ancaman. Kenapa kita harus waspada? Karena kita kaya," katanya.