Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Jawa Timur Eri Cahyadi memprioritaskan penanganan 200 titik banjir yang berpotensi terjadi di kota setempat, terutama saat musim hujan seperti sekarang ini.
"Karena, saat ini masih ada 200 titik banjir hingga genangan yang menjadi prioritas utama penanganan Pemerintah Kota -(Pemkot- Surabaya," katanya di Surabaya, Sabtu.
Ia mengemukakan, seperti pada Jumat (29/11) sore, ketika terjadi hujan deras dan angin kencang di wilayah Dharmawangsa, Manyar Tegal, dan di wilayah Surabaya barat dirinya langsung turun ke lapangan melakukan cek silang secara langsung, kondisi saluran hingga rumah pompa serta menilik rumah-rumah warga yang terdampak angin kencang tersebut.
Dia juga menyempatkan keliling kota meninjau banjir di kawasan Surabaya barat dan selatan, seperti Dukuh Kupang, Tengger Raya, dan Kupang Baru.
"Ini tadi ada genangan tapi cepat surut, itu ada di Kupang Baru, karena di Kupang Baru ini jembatannya rendah," ujarnya.
Akibat jembatan di Kupang Baru yang terlalu rendah, katanya, membuat air meluber menggenang hingga ke jalan. Sehingga, dirinya ingin jembatan tersebut ditinggikan agar warga sekitar nyaman dan tidak lagi terjadi genangan setiap kali musim hujan.
Namun, lanjut dia, rencana pembangunan jembatan tersebut ada penolakan dari pihak RT dan RW di Kupang Baru. Padahal, tujuan meninggikan jembatan tersebut agar air tidak menggenang ketika hujan. Menurutnya, ketika di Kupang Baru terjadi hujan air bisa meluber ke jalan.
"Ternyata waktu mau dibangun jembatan itu RT/RW-nya menolak, masa tak tinggal dua bulan ae -camat-lurah- gak bisa menyampaikan begitu. Kalau RT/RW-nya menolak, suruh tanda tangan -surat pernyataan- gak tak bangun sisan, aku yo gak ngerti -nggak saya bangun sekalian, saya juga tidak tahu kenapa ditolak-," tuturnya.
Ia mencontohkan, seperti jembatan yang berada di Wisma Tengger. Sebelum ditinggikan, kawasan Wisma Tengger bisa dipastikan air menggenang ketika terjadi hujan deras. Namun, setelah jembatan tersebut ditinggikan oleh Pemerintah Kota Surabaya, kini sudah tidak menggenang ataupun banjir.
"Sekarang Wisma Tengger setelah dinaikkan -jembatannya- ya nggak banjir, lah ini malah nggak mau. Kalau memang sudah tidak mau, semua warga tanda tangan selesai, saya tinggal ke lokasi lain yang mau saya selesaikan banjirnya," ucapnya.
Dirinya mencatat, awalnya ada 300 titik banjir di Surabaya yang menjadi prioritas penangan pemkot, dan sekarang ada tersisa sekitar 200 titik banjir yang masih dalam penanganan pemkot ke depannya.
"Karena kan hari ini Insya Allah tinggal 200 titik. Tapi 200 titik ini dibenahi sambil berjalan, maka dari itu, ketika ada tidak mau -dibenahi- ya sudah ditinggal," ujarnya.
Wali Kota Surabaya prioritaskan penanganan 200 titik banjir
Sabtu, 30 November 2024 16:30 WIB