Madura Raya (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan Jawa Timur berupaya mencegah penyebaran penyakit tuberkulosis (TB) melalui Tes Cepat Molekuler (TCM).
"Saat ini TCM telah diterapkan di lima fasilitas kesehatan utama di Pamekasan, yakni di RSUD Mohammad Noer, RSUD Slamet Martodirdjo, Puskesmas Tlanakan, Larangan, dan Puskesmas Pasean," kata Wakil Supervisor TB Dinkes Pamekasan Dwi Kurnia Putri di Pamekasan Jawa Timur, Sabtu.
Ia menjelaskan, langkah Dinkes Pamekasan ini sebagai bentuk respon atas banyaknya warga yang ditemukan positif menderita TB.
Menurut data institusi ini, jumlah kasus TB di Pamekasan hingga 15 November 2024 tercatat sebanyak 1.376 positif menderita penyakit TB, dari total 13.006 orang yang diduga terjangkit penyakit tersebut.
Kurnia menjelaskan lebih lanjut, berdasarkan hasil penelitian, rata-rata warga yang terpapar TB adalah mereka yang memiliki kontak erat dengan penderita.
"Untuk itu kami harus bergerak cepat untuk mengambil langkah-langkah proaktif dengan memberikan pengobatan bervariasi kepada masyarakat yang dinyatakan positif, sesuai dengan kategori penyakit yang dialami penderita," katanya.
Jika penderita masuk kategori sensitif obat (SO), maka pengobatannya memerlukan waktu sekitar enam bulan.
Sedangkan bagi penderita yang masuk kategori resisten obat (RO), maka pengobatannya membutuhkan waktu antara sembilan hingga 12 bulan.
"Selain itu, juga penting bagi penderita untuk menjalani pengobatan secara rutin. Jika tidak, mereka berisiko tidak sembuh atau bahkan meninggal, terutama jika memiliki komorbid atau penyakit bawaan," katanya.
TB, menurutnya bisa sembuh apabila penderita menjalani pengobatan secara rutin sesuai waktu yang telah ditentukan, selalu menggunakan masker dan mematuhi protokol kesehatan.
Selain menggunakan Tes Cepat Molekuler, pencegahan penularan TB di Pamekasan juga melalui upaya kolaboratif dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya berprilaku hidup sehat.
Sementara itu, dibanding 2023, jumlah penderita TB di Kabupaten Pamekasan lebih banyak. Sebab, kala itu, warga yang positif TB sebanyak 1.124 orang dengan jumlah penderita meninggal dunia sebanyak 62 orang.