Kediri (ANTARA) - Kantor Kementerian Agama Kota Kediri, Jawa Timur, mendukung pondok pesantren di daerah itu melengkapi sarana dan prasarana dengan pos kesehatan pesantren (poskestren) sehingga bisa sebagai mitigasi awal jika terdapat santri yang memerlukan penanganan kesehatan ringan.
Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kantor Kementerian Agama Kota Kediri Ahmad Rofiudin Faruq mengemukakan jumlah pondok pesantren di daerah itu, terdata hingga 57 pesantren. Namun, belum semua pesantren ada fasilitas poskestren.
"Pesantren ada 57, masih sebagian yang punya poskestren. Kami terus edukasi agar ada peningkatan lagi. Pesantren yang belum poskestren bertambah ada yang sudah punya bisa mencontoh yang sudah ada," katanya saat rapat evaluasi pendampingan poskestren di aula Pondok Pesantren Nurul Huda Al Manshurin Lingkungan Kresek, Kelurahan Tempurejo, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Kamis.
Ia mengatakan dengan adanya poskestren lebih banyak sisi positifnya seperti ada kesadaran dari pesantren tentang kesehatan. Pondok pesantren juga mempunyai fasilitas untuk memberikan pemantauan kesehatan bagi para santri.
Di Kota Kediri, salah satu pesantren yang sudah melengkapi dengan fasilitas poskestren adalah pesantren di bawah naungan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kota Kediri.
Kemenag juga memberikan pendampingan tentang pentingnya fasilitas poskestren, termasuk dengan adanya ruangan tersendiri untuk poskestren, fasilitas kesehatan, serta edukasi kesehatan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kota Kediri.
"Ini manfaatnya luar biasa, dari Dinas Kesehatan juga antusias memberikan perhatian, misalnya informasi kesehatan, keilmuan, pelayanan teknis kesehatan," kata dia.
Ketua DPD LDII Kota Kediri Agung Riyanto mengungkapkan untuk pesantren di bawah naungan LDII sudah dilengkapi dengan fasilitas poskestren.
Dinkes Kediri, kata dia, juga memberikan fasilitasi pendampingan untuk tiga pesantren, antara lain di Pondok Pesantren Nurul Huda Al Manshurin Lingkungan Kresek, Kelurahan Tempurejo, Kecamatan Pesantren, Pesantren Nurul Hakim Al Fattah, Kota Kediri dan Pesantren Al Hasun di Jalan Mauni, Kota Kediri.
Ia mengakui poskestren sarana yang penting bagi santri. Terlebih lagi, adanya pendampingan dari Dinkes juga semakin membuat petugas di poskestren terlatih tentang kesehatan.
"Tujuan utama pendampingan ini bagaimana poskestren pesantren bisa mandiri, mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat. Petugas di poskestren juga bisa melakukan penanganan awal gejala apa, sebab di sana ada tensi, termometer, dan ketika tidak bisa tertangani bisa dibawa ke puskesmas," kata dia.
Pihaknya juga mendukung agar pesantren lain yang belum ada fasilitas poskestren segera didirikan. Dengan itu, turut serta bisa mengubah paradigma bahwa pesantren kumuh, jorok, menakutkan.
Ia menambahkan, hasil dari evaluasi pelaksanaan poskestren juga sudah baik. Namun, pendampingan dari pemerintah juga terus dilakukan.
Ia juga tidak segan jika ada pesantren lain yang ingin studi tiru. Pesantren Wali Barokah Kediri mendapatkan penghargaan peringkat tiga terkait kesehatan pesantren tingkat Provinsi Jawa Timur.
Kepala Seksi Promosi Kesehatan Masyarakat dan Pemberdayaan Dinas Kesehatan Kota Kediri Emi Widiastuti mengatakan pihaknya intensif melakukan pendampingan termasuk evaluasi poskestren.
Pihaknya juga telah memberikan pembekalan untuk petugas poskestren sehingga bisa melakukan pemetaan kondisi kesehatan warga di area pesantren, misalnya yang sakit berapa, yang sehat berapa.
"Kami sudah lakukan pembekalan ke petugas poskestren. Saat ini, dilakukan penguatan untuk kader yang sudah dilakukan pembinaan, apakah betul terlaksana dengan baik dan berkelanjutan," kata dia.