Jakarta (ANTARA) -
Plt. Direktur PSKBA Kemensos, Masryani Mansyur menjelaskan pendistribusian air bersih tersebut terdiri atas 6.000 liter di Desa Soko dan 12.000 liter di Desa Wonokromo, Kecamatan Tikung. Kemudian, 12.000 liter di Kecamatan Solokuro dan 12.000 liter di Kecamatan Mantup.
Selain itu, Kemensos juga telah melakukan pemetaan titik pendistribusian air bersih pada wilayah terdampak dengan memperhitungkan jarak rumah warga dengan titik pengambilan air agar tidak terlalu jauh.
Selama proses pendistribusian air bersih, Kemensos juga melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat terkait rencana pengeboran titik sumber air, pembuatan penampungan air dan pipanisasi.
"Untuk lokasi pengeboran sumber airnya akan dibicarakan langsung oleh pemerintah setempat, yang mana dapat menyokong ke beberapa kecamatan yang ada di Lamongan," ujar Masryani.
Sebagai informasi, musim kemarau berkepanjangan yang melanda Kabupaten Lamongan, Jawa Timur sejak April 2024, menyebabkan 98 desa yang tersebar di 15 kecamatan mengalami kekeringan hingga krisis air bersih.
Ribuan kepala keluarga (KK) di Lamongan yang terdampak kekeringan ini, harus patungan membeli air bersih seharga Rp300.000 sampai Rp350.000 per tangki dengan kapasitas 4.000 liter agar mencukupi kebutuhan makan minum cuci kakus (MMCK) mereka. Hal ini dilakukan karena jarak sumber air dengan rumah warga sekitar 2 km.