Air Waduk Pacal Bojonegoro Melimpas
Senin, 27 Februari 2012 20:07 WIB
Bojonegoro - Air Waduk Pacal di Desa Kedungsumber Kecamatan Temayang Bojonegoro Jawa Timur sejak sehari yang lalu melimpas dengan ketinggian air berkisar 0,50 meter, akibat daya tampung waduk penuh.
"Limpasan air Waduk Pacal yang terbuang melalui saluran pelimpas, masuk Kali Pacal. Sejauh ini, tidak mengakibatkan banjir dan merusak tanaman padi di sepanjang daerah irigasinya, " kata Kasi Operasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Mucharom, Senin.
Ia menjelaskan, Waduk Pacal mulai penuh terisi air dengan ketinggian air pada papan duga mencapai 115,60 meter dengan kapasitas tampung sekitar 23,4 juta meter kubik, sejak Minggu (26/2) pukul 07.00 WIB. Akibat derasnya hujan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir, daya tampung waduk dengan cepat penuh.
Menurut dia, penuhnya Waduk Pacal terisi air pada musim hujan tahun ini lebih cepat dibandingkan musim hujan di tahun-tahun yang lalu.
"Sekarang air masih tetap melimpas melalui saluran pelimpas dengan ketinggian air berkisar 0,50 meter tapi tidak menimbulkan banjir," ungkapnya.
Menurut dia, pintu pengeluaran air di waduk setempat ditutup karena sesuai jadwal air baru dikeluarkan April mendatang, setelah petani di sepanjang daerah irigasinya di sejumlah desa di Kecamatan Kapas, Sukosewu, Balen, Sumberrejo membutuhkan air untuk tanaman padi.
"Kalau sekarang tanaman padi petani di daerah irigasi Waduk Pacal belum membutuhkan air Waduk Pacal, karena sudah memperoleh air hujan, " katanya.
Kasi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Sutardjo menyatakan, pihaknya mewaspadai, kemungkinan banjir bandang yang bisa ditimbulkan akibat meluapnya Kali Pacal. Pertimbangannya dengan penuhnya Waduk Pacal sangat berpeluang menimbulkan banjir bandang, kalau sewaktu-waktu di wilayah selatan terjadi hujan dengan intensitas tinggi.
"Pemantauan terus kita lakukan sebab Kali Pacal termasuk sungai yang sering menimbulkan banjir bandang," katanya.
Waduk Pacal yang dibangun Belanda pada 1933 mampu menampung air hujan sebesar 42 juta meter kubik. Akibat faktor usia dan mengalami pendangkalan, daya tampung Waduk Pacal menyusut hanya tinggal 23 juta meter kubik dan mampu mengairi areal pertanian seluas lebih dari 16 ribu hektare.
UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Solo, memperkirakan sedimen yang masuk waduk mencapai 15 ribu meter kubik per tahun, akibat rusaknya daerah tangkapan air di wilayah setempat.