UPT Bengawan Solo Imbau Petani Tanam Palawija
Kamis, 13 Juni 2013 10:20 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jatim, mengimbau petani menanam palawija pada musim tanam II, meskipun air Waduk Pacal mencukupi untuk tanaman padi.
"Imbauan agar petani di daerah irigasi Waduk Pacal tidak menanam padi juga kami sampaikan kepada Dinas Pertanian dan Dinas Pengairan untuk memutus mata rantai hama," kata Kasi Operasi UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, Kamis.
Ia menjelaskan, saat ini petani di sepanjang daerah irigasi Waduk Pacal di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Kapas, Sumberrejo, Kanor, dan kecamatan lainnya pada musim tanam (MT) I dengan luas tanaman padi sekitar 20.000 hektare sudah rampung panen.
Namun, katanya, saat ini para petani di sepanjang daerah irigasi Waduk Pacal yang seharusnya menanam palawija kemungkinan akan menanam padi kembali. Pertimbangan petani ketersediaan air masih mencukupi baik yang berasal dari air hujan dan tampungan air di Waduk Pacal.
"Memang stok air Waduk Pacal bisa mencukupi untuk mengairi areal tanaman padi di sepanjang daerah irigasinya. Tetapi kalau dipaksakan petani tetap menanam tanaman padi, maka besar kemungkinan gagal panen karena serangan hama," katanya, menegaskan.
"Sesuai jadwal tanam pada MT II petani di daerah irigasi Waduk Pacal menanam palawija," jelasnya.
Kepala Bidang Operasi Pemeliharaan Dinas Pengairan Bojonegoro Hefdi Taufik menambahkan ketinggian air pada papan duga di Waduk Pacal mencapai titik maksimal 115,6 meter atau sekitar 24 juta meter kubik sejak sehari lalu.
Bahkan, katanya, air sudah mulai melimpas melalui saluran pelimpas, sebab tidak ada permintaan air dari petani di daerah irigasinya.
"Air Waduk Pacal tidak dikeluarkan karena tidak ada permintaan air dari petani yang kebutuhan airnya tercukupi dari air hujan. Saat ini air melimpas melalui saluran pelimpas setiap ada tambahan air hujan," paparnya.
Petani di Desa Nglarangan, Kecamatan Kanor Ny. Tapit menjelaskan para petani di desanya yang biasanya menanam tembakau akan kembali menanam tanaman padi.
"Petani di desa kami dalam rapat yang dipimpin ketua kelompok tani sepakat menanam padi kembali. Hanya saja besarnya iuran air dinaikkan tidak seperti biasanya," katanya. (*)