"Saat ini banyak ditemukan kekerasan di sekolah serta anak-anak rapuh yang tidak punya mental kuat," kata Ketua Komite SMAN 5 Surabaya Yuni Rahayuningtias.
Untuk itu, komite berkoordinasi dengan koordinator kelas dan pihak sekolah untuk mengadakan bincang wicara yang menekankan pembentukan karakter anak bertepatan dengan peringatan Hari Kesehatan Mental.
"Dengan menghadirkan para profesional maka anak-anak akan tahu aturan dari kepolisian, BNN dan bagaimana membentuk mental kuat dari motivator. Inginnya orang tua dan sekolah bisa mendukung pembentukan karakter dan mental anak yang baik sehingga bisa sukses," katanya.
Baca juga: Bendera pusaka tiba di Balikpapan untuk dikirab menuju IKN
Ke depan, komite berencana mengadakan acara serupa setiap tahun karena kesehatan mental menjadi perhatian khusus bagi para siswa yang juga gen Z.
Pelaksana Tugas Kepala Cabang Dinas (Kacabdin) Pendidikan Jawa Timur Wilayah Surabaya-Sidoarjo Kiswanto mengungkapkan bincang wicara yang memiliki perhatian khusus pada pembangunan karakter anak menjadi hal penting dilakukan setiap sekolah.
Tak hanya siswa, katanya, guru dan kepala sekolah harus menekankan pembentukan karakter yang baik agar bisa menyampaikan pendidikan akademik dengan tepat dan bermanfaat.
"Mendidik itu yang benar (karakternya) dulu baru pintar. SMAN 5 Surabaya mengadakan ini luar biasa, fondasinya terbentuk dulu. Kalau karakter sudah jadi, diajak jadi orang pintar mudah. Yang penting bagaimana guru terus menjalankan tugasnya sebagai pendidik profesional," katanya.
Ia berharap, sekolah lain bisa mengadakan kegiatan serupa untuk membentuk karakter yang baik, khususnya pembiasaan di kelas.
"Dan tentunya dukungan komite juga dalam turut membangun ekosistem pendidikan yang baik di sekolah," ucapnya.
Kepala SMAN 5 Surabaya Sukirin Wikanto menjelaskan pembentukan karakter menjadi perhatian khusus di sekolah itu, sehingga kegiatan ini diikuti seluruh siswa, dari kelas X, XI, dan XII.
Perwakilan orang tua dari setiap kelas juga hadir untuk turut menambah wawasan akan karakter siswa saat ini.
"Karakter menjadi titik berat SMAN 5, karena siswa tidak hanya dibentuk akademiknya. Makanya kami libatkan berbagai pihak untuk ikut membantu, karena anak-anak kalau tidak sering diingatkan kadang lupa," katanya.
Dia mengatakan kegiatan pembentukan karakter dengan menghadirkan narasumber di bidangnya telah menjadi rencana sekolah pada awal tahun ajaran. Hanya saja, dalam pelaksanaannya kegiatan ini bisa terlaksana dengan dukungan komite.
"Dengan kegiatan ini, anak-anak akan tahu bagaimana membentuk kepribadian yang baik dan tahu hukum dan konsekuensinya," ucapnya.