Ajang 2nd SIIR SANTREN bertajuk "Simposium Pemikiran Santri dan Khazanah Pesantren Nusantara" yang digelar pada 4-5 Oktober 2024 di Pendopo Agung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur disebut menjadi wadah potensi para santri dalam menuangkan pemikiran serta karya dalam bentuk artikel ilmiah.
Ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PW ISNU) Jatim Prof. H.M. Mas’ud Sa’id dalam keterangan yang diterima di Ponorogo, Sabtu mengatakan bahwa ISNU diisi oleh cendekiawan yang sudah seharusnya meneruskan dunia literasi di Indonesia.
"ISNU itu cendekiawan, ISNU itu pemikir, ISNU itu orang-orang hebat yang meneruskan dunia literasi di Indonesia," kata Mas'ud.
Ia menambahkan, keberadaan ISNU harus ditopang dengan kehadiran kader muda yang memiliki berbagai potensi, serta mampu menghadapi tantangan internal dan eksternal.
Dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang PC ISNU Ponorogo dan berkolaborasi dengan PW ISNU Jawa Timur, juga dilangsungkan pelantikan anggota Pimpinan Anak Cabang (PAC) ISNU se-Kabupaten Ponorogo.
"Saya bangga atas adanya pelantikan PAC ISNU se-Kabupaten Ponorogo, semoga semakin memperkuat kader-kader khususnya di Ponorogo," katanya.
Simposium Internasional 2nd SIIR SANTREN tersebut dibuka oleh pembicara Prof. Ahmad Sunawari Long dari University Kebangsaan Malaysia yang mengangkat tema tentang ‘Pondok Pesantren dan Pendidikan Islam di Malaysia’
Kemudian juga menghadirkan pembicara Dr. Adnan Sohail dari Minhaj Welfare Foundation, London dan dilanjutkan dengan pembicara terakhir yakni Prof. Mag. Dr. Rudiger Lohlker dari University of Viena-Austria. Para narasumber tersebut hadir secara daring.
Dalam kesempatan itu, juga dimanfaatkan ISNU Jatim untuk meluncurkan buku Antologi ‘Trejectory Visi Kemanusiaan Sarjana NU’ dan ‘Resep Masakan Halal ala ISNU Ponorogo’.
Ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PW ISNU) Jatim Prof. H.M. Mas’ud Sa’id dalam keterangan yang diterima di Ponorogo, Sabtu mengatakan bahwa ISNU diisi oleh cendekiawan yang sudah seharusnya meneruskan dunia literasi di Indonesia.
"ISNU itu cendekiawan, ISNU itu pemikir, ISNU itu orang-orang hebat yang meneruskan dunia literasi di Indonesia," kata Mas'ud.
Ia menambahkan, keberadaan ISNU harus ditopang dengan kehadiran kader muda yang memiliki berbagai potensi, serta mampu menghadapi tantangan internal dan eksternal.
Dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang PC ISNU Ponorogo dan berkolaborasi dengan PW ISNU Jawa Timur, juga dilangsungkan pelantikan anggota Pimpinan Anak Cabang (PAC) ISNU se-Kabupaten Ponorogo.
"Saya bangga atas adanya pelantikan PAC ISNU se-Kabupaten Ponorogo, semoga semakin memperkuat kader-kader khususnya di Ponorogo," katanya.
Simposium Internasional 2nd SIIR SANTREN tersebut dibuka oleh pembicara Prof. Ahmad Sunawari Long dari University Kebangsaan Malaysia yang mengangkat tema tentang ‘Pondok Pesantren dan Pendidikan Islam di Malaysia’
Kemudian juga menghadirkan pembicara Dr. Adnan Sohail dari Minhaj Welfare Foundation, London dan dilanjutkan dengan pembicara terakhir yakni Prof. Mag. Dr. Rudiger Lohlker dari University of Viena-Austria. Para narasumber tersebut hadir secara daring.
Dalam kesempatan itu, juga dimanfaatkan ISNU Jatim untuk meluncurkan buku Antologi ‘Trejectory Visi Kemanusiaan Sarjana NU’ dan ‘Resep Masakan Halal ala ISNU Ponorogo’.