Surabaya (ANTARA) - Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur membahas penguatan industri halal bersama Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan Wakil Menteri Perindustrian dalam Pengajian Strategis di Gedung PWNU Jatim, Surabaya, 27 April 2025.
Kegiatan bertema “Penguatan Ekosistem Industri Halal Nasional dan Regional” ini juga dirangkai dengan Halal Bihalal keluarga besar ISNU Jatim, serta menghadirkan sejumlah narasumber seperti Kepala BPJPH Haikal Hasan, Wamenperin Faisol Riza, dan Dirut Bank Jatim Busrul Iman.
Plt Ketua PW ISNU Jatim Prof Dr KH Afif Hasbullah dalam keterangan di Surabaya, Jumat mengatakan, forum ini membahas isu strategis industri halal, termasuk arah kebijakan nasional dan strategi pengembangan daerah, khususnya Jawa Timur.
“Kami ingin membangun sinergi antara pemerintah, perbankan, dan pelaku industri dalam memperkuat ekosistem industri halal,” ujarnya.
Menurut Afif, Jawa Timur memiliki potensi besar dalam penyediaan bahan baku halal dari sektor pertanian, perikanan, dan peternakan.
Infrastruktur dan konektivitas yang kuat juga mendukung wilayah ini sebagai pusat industri halal berorientasi ekspor.
Ketua Panitia Prof Dr Zumrotul Mukaffa menambahkan, Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar memiliki potensi pasar halal global.
Ia mengutip laporan SGIE 2023/2024 yang mencatat pengeluaran konsumen Muslim global di sektor halal mencapai 2,29 triliun dolar AS pada 2022.
Zumrotul menegaskan, pentingnya integrasi industri dan pariwisata halal, serta peningkatan literasi, standardisasi, dan akses permodalan bagi pelaku UMKM.
“Konsep halal tak hanya mencakup makanan, tetapi juga keuangan syariah, etika bisnis, dan gaya hidup halal,” katanya.
Ia menegaskan, ISNU Jatim berkomitmen mendorong pengembangan industri halal sebagai bagian dari kontribusi terhadap kemajuan ekonomi syariah nasional.