Surabaya (ANTARA) - Pakar Komunikasi Universitas Airlangga Suko Widodo menyatakan, kebijakan standardisasi kemasan rokok polos tanpa merek akan mendorong perkembangan peran pelaku industri kreatif.
“Ini secara tidak langsung sebenarnya akan mendorong peran industri kreatif untuk turun tangan berinovasi,” katanya dalam diskusi bersama media di Surabaya, Jawa Timur, Jumat.
Peraturan kemasan rokok polos itu sendiri tertuang dalam Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan (Rancangan Permenkes) sebagai aturan turunan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 tentang Kesehatan.
Suko menjelaskan, aturan ini justru akan memberi peluang kepada pelaku industri kreatif lantaran adanya potensi para pelaku industri rokok yang kebingungan dalam mendesain kemasan rokok mereka.
Selama ini desain kemasan rokok diperbolehkan mengandung gambar-gambar, beragam warna, hingga font tulisan sehingga masing-masing industri rokok dapat berinovasi menciptakan ciri khas terhadap mereknya agar konsumen tertarik.
Di sisi lain, dengan adanya aturan kemasan rokok yang harus polos memaksa pelaku industri rokok memutar otak untuk mencari ide, kreativitas, dan inovasi untuk tetap bisa menciptakan produk yang menarik bagi konsumen.
Dari hal itu lah, para pelaku industri kreatif seperti dalam bidang desain, periklanan, dan lain-lain bersama pelaku industri rokok bersinergi menciptakan suatu inovasi terhadap kemasan produk rokok yang polos agar tetap menarik bagi konsumen.
Senada dengan Suko, Seorang pelaku industri kreatif bidang periklanan bernama Iqbal mengatakan, di tengah banyaknya polemik mengenai kebijakan kemasan rokok polos ini ternyata membawa dampak positif bagi dirinya.
Iqbal menilai pelaku industri rokok kemungkinan besar akan membutuhkan inovasi baru agar penjualannya tidak turun sehingga membutuhkan peran pelaku industri kreatif untuk menciptakan kreativitas terhadap produk rokok tersebut.
“Biasanya dari adanya satu kebijakan atau satu aturan akan muncul inovasi baru. Termasuk dari kebijakan kemasan rokok polos ini. Pasti nantinya akan muncul kreativitas baru untuk menutupi ini,” katanya.