Oleh Indra Setiawan (Sidoarjo) - Dalam dua pekan terakhir ini, di Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo disibukkan oleh peristiwa yang menggegerkan yakni "teror" kera atau yang memiliki nama latin (Macaca Fascicularis). Kera ekor panjang ini, sejak dua pekan terakhir telah membuat 26 warga menderita luka akibat serangan kera liar yang tiba-tiba datang di kecamatan tersebut. Menurut Sukri S, salah seorang warga Taman, kera tersebut kali pertama muncul dan berhasil menyerang warga sehingga menyebabkan luka robek pada bagian lengan. "Tidak ada yang tahu darimana asalnya kera tersebut, namun yang jelas kera tersebut sempat membuat beberapa warga yang ada di Taman ini menjadi khawatir akan serangan kera tersebut," katanya. Ia menyebut, dalam dua pekan terakhir ini dirinya bersama dangan warga yang lain selalu melakukan patroli baik siang dan malam di beberapa lokasi yang diduga digunakan kera untuk bersembunyi. Karena, di Kecamatan Taman, banyak ditemukan gudang-gudang tua dan juga bekas pabrik yang ditumbuhi ilalang lebat. "Mungkin, kera sedang bersembunyi di areal dengan lokasi yang rimbun, dan mirip dengan habitat aslinya di hutan sana," katanya yakin. Menanggapi keluhan warga tersebut, Kepala Kepolisian Sektor Taman, Komisaris Polisi M Fatoni, mengaku sudah melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak termasuk dengan petugas dari Kebun Binatang Surabaya dan juga Taman Safatri, Prigen, Pasuruan. "Segala upaya sudah kami lakukan, termasuk meminta bantuan paranormal untuk mengetahui lokasi keberadaan kera, karena hingga hari ini jumlah korban yang disebabkan serangan kera tersebut sudah mencapai 26 orang dan dikhawatirkan jumlah tersebut akan terus bertambah mengingat saat ini masih ada laporan dari warga sekitar yang menyatakan kalau mengatahui ada sejumlah kera yang masih bebas berkeliaran," katanya. Pria dengan satu melati di pundak ini menyebutkan, begitu mendapatkan laporan ada serangan kera di salah satu kelurahan, dirinya bersama dengan anggota langsung terjun ke lokasi. Namun, saat dilakukan pengintaian dan perburuan, ternyata kera tersebut sudah menghilang. "Oleh karena itu, kami meminta bantuan dari sejumlah pihak, termasuk dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk turut serta membantu perburuan kera-kera liar karena sudah banyak menimbulkan korban, terutama kaum perempuan," katanya. Ia menjelaskan, kera-kera liar tersebut saat ini tidak hanya menyerang warga yang berada di luar rumah. Dalam laporan yang diterimanya beberapa kasus terakhir, kera tersebut sudah berani masuk ke dalam rumah warga yang sedang menikmati tontonan televisi. "Yang menjadi korban dalam laporan terakhir adalah seorang perempuan yang sedang berada di dalam kamar. Saat itu, kera dengan tiba - tiba masuk ke dalam kamar melalui jendela. Sejurus kemudian, kera tersebut mencolek sang empunya rumah. Karena kaget, perempuan tersebut mencoba melarikan diri seraya mengusir kera tersebut keluar dari rumahnya. Namun, dengan sekejap kera tersebut berhasil menyerangnya dan melukainya," katanya. Oleh karena itu, kata dia, dirinya meminta kepada warga yang ada di rumah untuk selalu berhati-hati, termasuk meminta kepada warga sekitar untuk senantiasa waspada terhadap serangan kera yang menyerang warga ini. "Salah satu bentuk kewaspadaan tersebut, bisa dengan menutup jendela dan pintu saat rumah dalam keadaan kosong dan segera melaporkan kepada aparat yang berwajib jika mengatahui ada kera liar berkeliaran di sekitar rumah warga," katanya. Himbauan senada juga disampaikan oleh Bupati Sidoarjo Saiful Ilah yang tidak henti-hentinya meminta kepada warga untuk turut serta waspada terhadap serangan kera di Kecamatan Taman ini. Supaya kejadian teror kera ini tidak semakin meresahkan warga, bupati menegaskan sudah meminta kepada pihak terkait untuk segera menangkap monyet-monyet liar ini. Bahkan jika memungkinkan, upaya tembak untuk melumpuhkan monyet ini saja dilakukan. Ditangkap Pada Minggu (12/2) seekor kera yang diduga dalam beberapa hari terakhir terus berkeliaran dan menggigit warga di kawasan Taman dan Krian, ditangkap warga di Taman Sidorejo 2 Krian. Kera itu ditangkap oleh Warsito satpam perumahan setempat. Dari keterangannya, awalnya dia mendapatkan laporan jika ada kera berkeliaran di perumahan. Setelah dicek dan benar, kemudian dirinya membuat perangkap dengan menyebar bebereapa butir kacang di atas tanah. "Setelah kacang itu diletakkan kera lalu mendekat dan dengan sigap dikejar serta ditangkap beramai-ramai," katanya bangga. Ia juga mengaku, jika pada saat penangkapan kera tersebut dirinya juga sempat mendapatkan serangan sehingga mengakibatkan tangan kannya mengalami luka cakaran. "Saya tidak yakin, kera yang berhasil saya tangkap ini merupakan salah satu dari sekian kera yang telah melukai warga Kecamatan Taman. Karena dari informasi yang saya peroleh, kera tersebut jumlahnya lebih dari satu, dan menyerang secara bergerombol," katanya. Alhasil, setelah penangkapan tersebut, pada Senin (12/2) Farida, warga Taman, Sidoarjo, mendapatkan serangan dari kera liar di dalam rumahnya. "Waktu itu, saya sedang santai di dalam kamar dan dengan tiba-tiba kera tersebut muncul dan langsung menyerang saya dengan ganas. Saya yang tidak bisa berbuat banyak kemudian berteriak minta tolong hingga akhirnya kera tersebut lari keluar rumah," katanya. Akibat serangan kera tersebut, dirinya mendapatkan 12 jahitan dua lapis menyusul cakar dan juga gigita kera tersebut cukup dalam. Rabies Hingga saat ini, masih belum ada laporan resmi terkait kemungkinan penyakit rabies yang diakibatkan dari searangan kera yang menyerang sejumlah warga yang ada di Kabupaten Sidoarjo. Bambang Erwanto, Kabid Peternakan pada Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Sidoarjo mengatakan, adanya kemungkinan penyebaran penyakit rabies tersebut tidak bisa diketahui secara langsung. "Minimal dibutuhkan lebih dari dua pekan untuk mengatahui, apakah korban tersebut menderita penyakit rabies akibat serangan kera tersebut atau tidak. Selain itu, juga harus dilakukan penelitian mendalam terkait dengan kemungkinan penyakit tersebut," katanya. Ia juga belum bisa memastikan asal-usul monyet-monyet tersebut dan merasa heran dengan keberadaan monyet yang tiba-tiba menyerang warga. "Kami juga merasa heran dengan adanya serangan terhadap kera-kera liar yang menyerang warga tersebut, mengingat selama ini tidak ada populasi kera yang ada di Kabupaten Sidoarjo," katanya. Ia juga tidak setuju apabila penangkapan kera-kera itu menggunakan peluru tajam karena jika kera tersebut monyet mati, pihaknya tidak bisa melakukan observasi lebih jauh terkait asal-usul monyet-monyet tersebut. “Yang terbaik ya ditangkap saja, atau bisa dengan menggunakan obat bius untuk melumpuhkan kera tersebut. Saya tidak setuju apabila kera harus dilumpuhkan dengan peluru tajam," katanya.(*)
Teror Kera di Taman Sidoarjo
Kamis, 16 Februari 2012 14:40 WIB
