Jakarta (ANTARA) - Petrokimia Gresik, perusahaan agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia mendukung terciptanya ekosistem pertanian yang produktif di Timor Leste, hingga melahirkan produk pangan di negara tersebut.
Menurut Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo dukungan ini diberikan perusahaan melalui pendampingan budidaya pertanian dan support pupuk nonsubsidi unggulan Petrokimia Gresik.
Hasil positif dari pendampingan tersebut, lanjutnya melalui keterangannya di Jakarta, Senin mampu meningkatkan produktivitas pertanian di Timor Leste dari sebelumnya hanya 1,5 - 3 ton per Hektare (Ha) menjadi 8-11 ton/Ha atau terjadi peningkatan antara 3 hingga 5 kali lipat.
Baca juga: Petrokimia Gresik dorong kesejahteraan petani lewat Closed Loop
"Selain itu, budidaya bisa dilakukan dua hingga tiga kali dalam setahun, dari sebelumnya hanya sekali setiap tahunnya," katanya saat peluncuran beras nasional perdana Timor Leste, di Dili pada 5 September 2024 .
Dia menegaskan dukungan tersebut diberikan setelah Petrokimia Gresik mengutamakan amanah dalam menyalurkan pupuk bersubsidi di dalam negeri.
"Upaya ini sekaligus menjadi kontribusi Petrokimia Gresik dalam mendukung masyarakat dunia, khususnya di kawasan Asean yang tengah ramai berdiskusi tentang isu krisis pangan," ujarnya.
Petrokimia Gresik dalam program pendampingan budidaya ini bekerja sama melalui PT Petrosida Gresik dengan Camara de Comercio e Industria de Timor Leste (CCI LT) mulai Oktober 2023.
PT Petrokimia Gresik melalui PT Petrosida Gresik telah melaksanakan kegiatan pendampingan budidaya di 10 titik demplot yang tersebar di wilayah Maliana, Vemase, Los Palos, Manatutu, dan Baucau dengan total luasan 10 Ha.
Kegiatan budidaya dilakukan dengan menggunakan pupuk nonsubsidi, selain itu juga mengaplikasikan pestisida dan bahan organik dari Petrokimia Gresik Grup.
"Dari hasil panen ini kemudian dilakukan pengolahan oleh CCI LT menjadi produk pangan berupa beras. Dan beras bermerk MANA BOOT ini menjadi produk beras nasional pertama bagi Timor Leste," ujar Dwi Satriyo.
Ia menambahkan, kerja sama pendampingan ini akan diperluas pada komoditas potensial Timor Leste, yaitu kentang, jeruk dan tembakau. Sehingga produktivitasnya dapat meningkat dan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Untuk menyukseskan program perluasan pendampingan tersebut, tambahnya, telah dibentuk 13 tenaga aplikator sebagai tenaga agronomis yang akan menjadi ujung tombak di lapangan.
Dikatakannya, perusahaan juga akan mendukung upaya pengembangan sumber daya manusia pertanian di Timor Leste yang andal dan berkualitas demi terwujudnya kemandirian pertanian setempat.