"Ada disparitas pembangunan, ada disparitas IPM dari satu daerah dengan daerah yang lain. Mengungkit IPM tidak seperti jualan pisang goreng. Tapi mengungkit IPM membutuhkan proses yang tidak sebentar dan cukup banyak aspek yang harus ditingkatkan," kata Khofifah usai melantik dr Moch Jasin Mkes Fisqua sebagai Ketua IKA Unair Bondowoso beserta pengurus di Aula Pendopo Pemkab setempat, Jawa Timur, Selasa.
Lebih lanjut disampaikan Gubernur Jatim periode 2019-2024 ini bahwa salah satu yang jadi masalah terkait IPM adalah cara bagaimana BPS mengukur.
Sejauh ini dikatakan Khofifah BPS mengukur IPM dengan ijazah pendidikan formal sebagai tolok ukur. Padahal seperti di Kabupaten Bondowoso, banyak terdapat pesantren salaf, yang ijazah dari pesantren salaf tidak dihitung sebagai ijazah pendidikan formal kecuali setelah akreditasi.
“Saya sudah pernah sampaikan ini ke Bapak Presiden. Bahwa kami berharap ada perubahan cara BPS dalam mengukur IPM. Karena di Jatim ini banyak pendidikan pesantren. Yang anaknya disekolahkan di sana untuk belajar pendidikan salaf, namun tidak masuk dalam hitungan BPS padahal mereka ini ya sekolah dan status sosial ekonominya terhitung bagus,” ujar Khofifah.
Baca juga: Khofifah bagikan beras serta telur untuk lansia dan anak di Bondowoso
Baca juga: Khofifah dorong mahasiswa kaya inovasi wujudkan Indonesia Emas
Khofifah sudah pernah bersurat kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) agar ijazah pesantren salaf bisa mendapat kesempatan akreditasi dengan spesifikasi tertentu. Namun sampai sekarang hal tersebut belum berhasil.
"IPM ini menjadi bagian yang sangat penting. Terutama ketika saat ini banyak terdapat diskursus yang membahas generasi emas di Indonesia Emas 2045. Maka IPM tidak bisa ditinggalkan," tuturnya.
Bahkan Rektor Unair Prof. Mohammad Nasih telah membuat konsep dan pemikiran Unair menuju Indonesia Maju 2034, yang merupakan percepatan Indonesia Emas 2045. Konsep ini membahas bagaimana Indonesia bisa menjadi negara maju lebih cepat.
Indikatornya selain IPM juga adalah pertumbuhan ekonomi yang harus mencapai 7 persen, pendapatan perkapita mencapai 13.000 dolar AS dan juga dari segi investasi dan sejumlah aspek lain.
Mencapai kondisi tersebut tidak mudah. Ke depan bisa jadi akan ada sistem piloting dengan menunjuk sejumlah kabupaten kota di Indonesia untuk lebih dulu memenuhi indikator negara maju.
"Memang tidak mudah. Tapi bukan berarti tidak bisa. Di bulan September 2024 nanti King’s College London akan mulai membuka perkualiahan di KEK Singhasari. Kami harap ini juga akan menjadi upaya untuk mengungkit IPM Jatim," ujarnya.
Untuk itu ke depan Khofifah berharap IKA Unair Bondowoso akan mengambil peran untuk meningkatkan IPM dan kualitas SDM di daerah itu. Sinergi dan kolaborasi dengan stakeholder strategis sangat mungkin untuk dijalin.
"Terus semangat, bawa semangat Unair untuk mengabdi bagi Bondowoso, bagi Jawa Timur dan bagi Indonesia," kata Khofifah.