Bojonegoro Pasang Empat Peringatan Dini Banjir
Rabu, 18 Januari 2012 15:33 WIB
Bojonegoro - Pemkab Bojonegoro, Jatim, memasang empat unit pealatan peringatan dini banjir di empat lokasi, salah satunya di Bengawan Solo di utara Pasar Besar Kota Bojonegoro, dilengkapi CCTV yang bisa diakses langsung di posko banjir.
"Pos pantau ketinggian air Bengawan Solo di utara Pasar Kota Bojonegoro, yang sudah dilengkapi peralatan peringatan dini banjir, dipasang CCTV, sejak sepekan yang lalu, " kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Kasiyanto, Rabu.
CCTV itu, lanjutnya, tidak hanya bisa diakses di posko banjir, juga bisa diakses di seluruh jajaran pemkab, mulai Bupati Bojonegoro, Suyoto, Wabup, Setyo Hartono, Sekretaris Kabupaten (Sekkab), Soehadi Moelyono, Kepala Dinas PU, Andi Tjandra, juga jajaran lainnya yang menangani bencana banjir.
Namun, lanjutnya, di pos pantau ketinggian air Bengawan Solo, di Desa Luwihaji, Kecamatan Ngraho, yang juga sudah terpasang peringatan dini banjir, belum dilengkapi CCTV. Di lokasi pos pantau di Desa Luwihaji yang juga dikenal dengan Karangnongko, yang jaraknya sekitar 70 kilometer ke arah hulu dari Kota Bojonegoro, informasi ketinggian air dilakukan melalui hubungan radio dua meter.
"Kemungkinan pemasangan CCTV di Karangnongko, menyusul, " ucapnya.
Peringatan dini banjir Bengawan Solo lainnya yang sudah terpasang yaitu di Desa Kadungrejo, Kecamatan Baureno, yang jaraknya sekitar 40 kilometer ke arah hilir dari Kota Bojonegoro. Lainnya, peringatan dini banjir Kali Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang.
Menurut dia, pemasangan peringatan dini banjir di Desa Kedungsumber itu, karena Kali Pacal yang merupakan anak Bengawan Solo, pada musim hujan selalu rutin menimbulkan banjir bandang."Pemasangan peringatan dini banjir di empat lokasi itu, sudah dilakukan sekitar dua tahun lalu, " katanya, menambahkan.
Ia menjelaskan, semua peralatan dini banjir yang sudah terpasang di empat lokasi itu, beroperasinya, hampir sama melalui tiga tahap dan bisa diketahui masyarakat secara luas. Tahap pertama, pada kondisi ketinggian air siaga I, lampu warna biru menyala, ketika siaga II terdengar sirene dan lampu yang menyala berwarna kuning.
Pada tahap banjir masuk siaga III, bunyi sirene semakin keras dan lampu yang menyala merah."Tahapan-tahapan peringatanan dini banjir tersebut, ditentukan berdasarkan kondisi banjir atas permintaan masyarakat dan perangkat desa di kawasan banjir, " katanya, mengungkapkan.
Secara terpisah, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Agus Bachtiar mengatakan, pemantauan kondisi banjir luapan Bengawan Solo di daerah hilir, dilakukan melalui sejumlah pos pantau ketinggian air di Bojonegoro dan Lamongan. (*)