Situbondo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur bekerja sama dengan puluhan perusahaan menggelar pameran bursa kerja
dalam upaya menekan angka pengangguran di daerah itu, Rabu.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Situbondo Cholil di Situbondo, Rabu, mengemukakan dalam kegiatan bernama Job Fair dan Expo Ketenagakerjaan 2024 ini, juga sekaligus dilakukan peluncuran aplikasi Ayo Bekerja untuk memudahkan para pencari kerja.
"Kegiatan ini dilaksanakan menjawab persoalan di lapangan yang dihadapi oleh para pencari kerja, karena hasil survei yang kami lakukan selama satu tahun ada beberapa kendala yang dihadapi oleh pencari kerja, salah satunya sulitnya mencari informasi lowongan pekerjaan," katanya saat sambutan acara Job Fair dan Expo Ketenagakerjaan 2024 di Gedung Serbaguna Situbondo.
Beberapa kendala yang dihadapi para pencari kerja, di antaranya sulit mencari informasi lowongan kerja, sulit memasukkan lamaran pekerjaan dan lama respons dari perusahaan setelah lamaran kerja dimasukkan.
Oleh karena itu, kata dia, pada acara ini sekaligus meluncurkan hasil inovasi guna menyediakan lamaran secara daring melalui aplikasi Ayo Bekerja.
"Melalui pameran bursa kerja dan diresmikannya aplikasi Ayo Bekerja, para pencari kerja mendapatkan informasi pekerjaan dan bisa bekerja sesuai pilihannya, sehingga angka pengangguran di Situbondo terus bisa ditekan," ucapnya.
Cholil mengatakan ada 62 perusahaan yang tersedia pada acara pameran bursa kerja, termasuk yang tersedia di dalam aplikasi Ayo Bekerja.
"Dari 62 perusahaan dalam pameran bursa kerja terdapat sebanyak 1.876 lowongan pekerjaan," katanya.
Bupati Situbondo Karna Suswandi mengatakan pemerintah daerah akan terus melakukan berbagai upaya untuk menekan angka pengangguran di daerah itu.
"Kegiatan ini bagus karena menghubungkan langsung antara pencari kerja dengan perusahaan, dan ini menjadi salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan angka kemiskinan," kata dia.
Ia menyebutkan tren angka pengangguran terbuka di Situbondo terus menurun, pada 2021 tercatat 3,68 persen, sedangkan pada 2022 turun menjadi 3,38 persen, dan pada 2023 turun menjadi 3,37 persen.
"Oleh karena itu kami terus berupaya untuk menurunkan angka pengangguran salah satunya melalui kegiatan semacam ini," kata Bung Karna, sapaan akrabnya.