Ajakan tersebut disampaikannya saat menghadiri kegiatan Pemulihan Ekosistem oleh Masyarakat Kehutanan Jatim di Grha Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Jumat.
Adhy mengatakan, dipilihnya ekosistem ini karena mangrove mampu menyerap karbon lima kali lebih besar dibandingkan ekosistem hutan yang di daratan. Selain itu, potensi mangrove di Jatim menjadi salah satu yang terbesar di Pulau Jawa.
"Melalui forum ini saya mengajak seluruh masyarakat agar aktivitas menanam pohon dan merawatnya bisa menjadi kebiasaan yang pada akhirnya berkembang menjadi budaya," katanya.
Kebiasaan menanam pohon ini, kata Adhy, telah dimulai sejak era Gubernur Jatim periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa melalui gerakan yang disebut dengan sedekah oksigen.
Merujuk data Dinas Kehutanan Provinsi Jatim sejak 2020 hingga Desember 2023, telah dilaksanakan penanaman mangrove di pesisir Jatim melalui dana APBD, APBN, dan dukungan para pihak lainnya seluas 2.015,08 hektare atau sejumlah 7.108.447 batang bibit mangrove.
"Sedekah oksigen ini sudah kita lakukan keliling Jawa Timur. Harapannya, masyarakat menjadi familiar dengan kebiasaan menanam pohon dan pelaksanaannya bisa dilakukan kapanpun," kata Adhy.
Lebih lanjut, Adhy menyampaikan bahwa dari segi kebijakan, komitmen melestarikan lingkungan sejalan dengan visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Jatim 2025-2045 yaitu berakhlak, maju berdaya saing global, berkelanjutan dan sejahtera.
"Jatim telah memulai itu semua. Kita terus berupaya agar emisi gas buang dan emisi gas rumah kaca dikurangi menuju net zero emission," katanya.
Guna mewujudkan visi tersebut Adhy mengajak seluruh elemen masyarakat mulai dari aktivis, organisasi lingkungan hingga lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk bersama-sama melestarikan alam.
"Untuk dapat mewujudkan cita-cita tersebut maka kita perlu berkolaborasi dan bersinergi agar pemulihan ekosistem di Jawa Timur lebih mudah dan cepat dilakukan," katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Kehutanan Jatim Jumadi menjelaskan gelaran kali ini merupakan aksi mitigasi perubahan iklim untuk mendukung pencapaian target Indonesia's Folu Net Sink 2030 serta upaya membangun sinergi dan kolaborasi multipihak masyarakat kehutanan Jawa Timur.
"Peserta dalam kegiatan ini sebanyak 1.500 orang diantaranya merupakan pelaku usaha bidang kehutanan maupun non kehutanan, akademisi, LSM/NGO, serta kelompok masyarakat yang peduli terhadap pemulihan ekosistem di Jatim," katanya.
Secara keseluruhan pada 2024 bantuan bibit pohon kepada masyarakat kelompok tani hutan, yang sedang proses dan akan dilaksanakan penanaman baik darat maupun kawasan mangrove sejumlah 3.325.898 batang.