Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan para suporter yang akan menyaksikan pertandingan kejuaraan sepakbola kelompok usia Piala AFF U-19 pada 17-29 Juli 2024 di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya dan Stadion Gelora 10 November, diizinkan untuk menggunakan kendaraan pribadi.
"Kemarin rapat dengan Polda diperbolehkan masuk, jadi tidak pakai shuttle bus dari luar. Motor parkir di sirkuit, kalau mobil di dekat Lapangan ABC," kata Eri di Surabaya, Senin.
Selain kendaraan pribadi, Pemkot Surabaya juga sedang mengatur skema masuk dan keluar bus yang ditumpangi rombongan suporter Tim Nasional Indonesia U-19.
"Supaya tidak crowded (padat) busnya ditempatkan di area parkir yang menghadap ke arah tol," ucapnya.
Mengingat Stadion GBT menjadi lokasi pelaksanaan pertandingan Tim Nasional Indonesia U-19, maka keamanan menjadi faktor yang diperhatikan secara maksimal.
"Kami juga rapat terakhir ini dengan Polda dan TNI soal keamanan," ujarnya.
Baca juga: Pemkot Surabaya pastikan GBT dan Gelora 10 Nopember siap helat AFF U-19
Baca juga: Raven anggap persaingan tim di Grup A Piala AFF U-19 ketat
Sementara, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya Tundjung Iswandaru mengatakan shuttle bus tetap disediakan, namun mekanisme operasionalnya berbeda dari gelaran Piala Dunia U-17 tahun lalu.
Angkutan jemputan khusus suporter itu tidak mengaspal dari Balai Kota Surabaya maupun titik lainnya, namun digunakan khusus di area Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) saja.
"Tidak ada titik penjemputan seperti dari Balai Kota Surabaya, jadi hanya ada di GBT," ucapnya.
Shuttle bus itu hanya mengakomodasi rombongan suporter yang baru datang ke Stadion GBT dan hendak menuju pintu masuk tribun.Ketika pertandingan selesai, suporter yang akan menuju titik parkir bisa memanfaatkan shuttle tersebut.
"Situasional, kami sediakan supaya tidak jauh kalau ada suporter turun dari bus ke stadion," ujarnya.
Total ada enam angkutan yang disediakan oleh pemkot untuk memberikan kemudahan akses bagi suporter.
"Enam itu pakai bus sekolah semua karena ukurannya kecil, kalau bus yang besar dikhawatirkan sulit saat menjemput maupun mengantarnya," kata Tundjung.