Moskow (ANTARA) - Otoritas Rusia "dengan tegas" menolak tuduhan melakukan serangan terhadap sebuah rumah sakit di Kiev, kata juru bicara istana kepresidenan Rusia, Kremlin, Dmitry Peskov, Selasa (9/7).
Berbicara pada konferensi pers di Moskow, Peskov menekankan bahwa militer Rusia hanya menargetkan objek militer dengan senjata presisi tinggi untuk menghindari korban sipil.
"Kami tidak menyerang sasaran sipil. Serangan dilakukan terhadap fasilitas infrastruktur penting, terhadap sasaran militer, dengan satu atau lain cara terkait dengan potensi militer rezim Kiev," tegasnya.
Pejabat tersebut menunjukkan bahwa Kementerian Pertahanan Rusia mengomentari situasi tersebut secara rinci, menjelaskan bahwa rumah sakit tersebut terkena jatuhnya peluru anti rudal.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Senin (8/7) menuduh Rusia menyerang rumah sakit anak-anak di Kiev.
Sebagai tanggapan, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa banyak foto dan rekaman video dari Kiev "dengan jelas" menunjukkan kerusakan tersebut disebabkan oleh jatuhnya rudal pertahanan udara Ukraina yang diluncurkan dari sistem rudal anti-pesawat di kota tersebut.
Dmitry Polyansky, Deputi Pertama Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB, mengatakan Dewan Keamanan PBB akan bertemu pada Selasa malam (9/7) untuk membahas Ukraina dan berjanji untuk menyajikan "fakta yang menyangkal versi serangan Ukraina".
Verifikasi independen atas klaim dari kedua belah pihak merupakan tantangan karena konflik yang sedang berlangsung.
Sementara itu menyangkut KTT NATO di Washington pada 9-11 Juli, Peskov mengatakan Moskow akan mengikuti acara tersebut "sedekat mungkin," dan mencatat bahwa aliansi tersebut "menganggap Rusia sebagai musuh."
"Ini adalah aliansi yang berulang kali secara terbuka menyatakan tujuannya untuk memberikan kekalahan strategis pada Rusia di medan perang. Dan ini adalah aliansi yang terlibat langsung dalam konflik Ukraina di pihak Ukraina," ujarnya.
Juru bicara tersebut menolak mengomentari laporan media yang mengklaim bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri India Narendra Modi diduga menyetujui pemecatan dini warga negara India yang bertugas di tentara Rusia "secara tidak sengaja" dan berperang di pihak Rusia di Ukraina.
Ditanya tentang prospek hubungan Rusia dengan Korea Utara, Peskov mengatakan Moskow bermaksud untuk lebih meningkatkan dan memperdalam hubungan dengan Pyongyang "di semua bidang" setelah kunjungan Putin baru-baru ini ke negara Asia tersebut.