Surabaya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat penduduk miskin di provinsi ini ada sebanyak 3,98 juta orang pada Maret 2024 yakni berkurang 0,2 juta orang atau turun 0,56 persen dibandingkan Maret tahun lalu dan hanya 9,76 persen dari total penduduk.
“Persentase penduduk miskin di Jawa Timur pada Maret 2024 sebesar 9,79 persen yaitu menurun 0,56 persen poin terhadap Maret 2023,” kata Kepala BPS Jawa Timur Zulkipli dalam konferensi pers di Surabaya, Jawa Timur, Senin.
Untuk persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret tahun lalu sebesar 7,5 persen dan turun menjadi 7,12 persen pada Maret tahun ini atau berkurang 61 ribu orang yakni dari 1,7 juta orang menjadi 1,64 juta orang.
Baca juga: Tingkat penghunian kamar hotel Kota Malang naik 9,43 poin
Sementara persentase penduduk miskin perdesaan pada Maret 2023 sebesar 13,98 persen dan turun menjadi 13,3 persen pada Maret 2024 atau berkurang 145 ribu orang yaitu dari 2,48 juta orang menjadi 2,34 juta orang.
Zulkipli menjelaskan angka kemiskinan di Jawa Timur turun karena didorong oleh implementasi program pengentasan kemiskinan yaitu melalui pemanfaatan Program Keluarga Harapan (PKH), Program Sembako, dan penyaluran kredit UMKM.
Tak hanya itu, di Jawa Timur juga terdapat program perlindungan sosial khusus provinsi ini yaitu PKH+, Kelompok Usaha Bersama (KUBE), dan Kemiskinan Ekstrem (KE).
Selanjutnya, untuk garis kemiskinan pada Maret 2024 tercatat sebesar Rp536.122 per kapita per bulan dengan komposisi garis kemiskinan makanan sebesar Rp408.011 atau 76,1 persen dan garis kemiskinan bukan makanan sebesar Rp128.111 atau 23,9 persen.
Zulkipli menambahkan, secara rata-rata rumah tangga miskin di Jawa Timur pada Maret 2024 memiliki 4,24 orang anggota rumah tangga sehingga besarnya garis kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp2.273.157 per rumah tangga miskin per bulan.