Kediri (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Kediri, Jawa Timur memberikan edukasi terkait transformasi digital bantuan operasional satuan pendidikan (BOSP) agar lebih transparan dan akuntabel.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Anang Kurniawan mengemukakan pihaknya mengadakan sosialisasi transformasi digital ini untuk memudahkan sekolah dalam proses penyusunan dan pelaporan dana BOSP.
"Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada peserta agar mampu melaksanakan perencanaan berbasis data, menguasai aplikasi Arkas serta tata cara pembelanjaan melalui aplikasi SIPLah," katanya di Kediri, Kamis.
Anang mengatakan sosialisasi tersebut mendatangkan narasumber langsung dari Kemendikbudristek.
"Kami datangkan narasumber untuk memberikan pemahaman mengenai pelaporan BOSP dan menekankan mengenai panduan pembelanjaan pada SIPLah serta Implementasi kebijakan BOSP pada Integrasi Arkas/Markas dengan SIPD," kata dia.
Anang menambahkan, tahun demi tahun Kemendikbudristek selalu melakukan pembaruan sistem dan merilis aplikasi versi terbaru untuk penyempurnaan aplikasi sebelumnya.
"Dengan demikian semua sekolah diharapkan menyiapkan SDM yang mumpuni dan handal serta memiliki kemauan untuk terus belajar. Apalagi dalam era digital ini, tersedia berbagai platform yang membantu satuan pendidikan dalam pembelajaran maupun manajemen satuan pendidikan," ujar Anang.
Terkait Aplikasi Rencana dan Kegiatan Anggaran Sekolah (Arkas), Anang menjelaskan Arkas merupakan aplikasi yang dirilis Kemendikbudristek untuk mendukung transparansi dan akuntabilitas pengelolaan Dana BOSP. Melalui Arkas, diharapkan sekolah lebih mudah dan cepat dalam melakukan pelaporan yang tepat.
"Sudah menjadi kewajiban bagi semua lembaga pendidikan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan mengelola keuangan yang bersumber dari pemerintah, khususnya dana BOSP ini dengan baik. Hadirnya aplikasi ini memudahkan lembaga sekolah dalam mengelola administrasi," kata dia.
Sedangkan terkait SIPLah, Anang mengatakan SIPLah merupakan sistem elektronik yang digunakan untuk melakukan pengadaan barang/jasa oleh satuan pendidikan.
Dengan semakin banyaknya penjual yang bergabung dalam SIPLah, akan memudahkan sekolah untuk berbelanja barang-barang kebutuhannya.
"SIPLah ialah aplikasi yang diluncurkan Kemendikbud untuk pembelanjaan BOSP, ini untuk memudahkan komunikasi dan monitor, tidak ada monopoli karena semua industri baik kecil maupun besar bisa masuk dalam aplikasi dan menjual barangnya," katanya.
Sekolah, kata dia, dapat memilih barang-barang yang disediakan di etalase SIPLah, dengan alur pembelanjaan yang sama dengan toko daring.
Pihaknya berharap dengan sosialisasi ini semua sekolah bisa merealisasikan dana BOSP sesuai aturan.
"Dengan sosialisasi ini diharapkan para peserta dapat memanfaatkan dana BOSP secara lebih tepat sasaran dan akuntabel," kata dia.
Kepala Sekolah dari SD Banjaran 6 Kediri Zulfa mengaku sangat antusias dan berpendapat bahwa sosialisasi tersebut sangat membantu sekolah untuk mengetahui tatacara pelaporan BOSP dengan benar.
"Dengan adanya ini kami lebih terbantu untuk lebih teliti lagi. Apalagi selama ini sudah non tunai dan pembelanjaan di sekolah kami sudah menggunakan SIPLah yang memang sudah sesuai aturan," kata dia.
Zulfa berharap dengan kegiatan ini bisa lebih terjalin komunikasi dengan dinas, operator dan kepala sekolah sehingga lebih memudahkan untuk berkoordinasi.
Kegiatan ini diikuti Kepala Sekolah, Bendahara dan Operator BOS SD/SMP se-Kota Kediri.(*)
Baca : Pemkot Kediri validasi penerima bantuan modal usaha DBHCHT 2024