Sidoarjo (ANTARA) -
Supervisor HSSE Pertamina AFT Juanda, Erlangga dalam keterangan tertulis di Sidoarjo, Kamis, mengatakan tujuan dibentuknya Destana tersebut untuk memberikan kesiapsiagaan kepada masyarakat atas kerentanan bencana.
"Kegiatan tersebut diikuti oleh unsur masyarakat Desa Gisik Cemandi meliputi pemerintah desa, LPMD, BPD, Linmas, PKK, pemuda, serta Babinsa dan Bhabinkamtibmas," katanya.
Program Destana dicanangkan pemerintah dalam upaya mitigasi dan kesiapsiagaan bencana yang dilakukan oleh desa dan memiliki kemampuan untuk mengenali ancaman di wilayahnya dan mampu mengorganisasi sumber daya masyarakat untuk mengurangi kerentanan, sekaligus meningkatkan kapasitas demi mengurangi risiko bencana di wilayahnya.
Baca juga: Proliga 2024: Jakarta Pertamina Pertamax hajar Palembang Bank Sumsel Babel 3-0
"Sama dengan dua Destana di Kecamatan Sedati yang terbentuk sebelumnya, Desa Kalanganyar dan Desa Segero Tambak, Desa Gisik Cemandi merupakan desa pesisir yang juga memiliki kerentanan cukup tinggi terhadap bencana, terutama bencana alam yang disebabkan oleh faktor iklim, seperti banjir rob dan angin puting beliung," ucapnya.
Ia mengatakan program ini merupakan bagian dari komitmen Pertamina dalam menjalin hubungan baik dengan masyarakat di radius terdekat dengan operasional perusahaan. Melalui program ini, diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas masyarakat Desa Gisik Cemandi dalam kesiapsiagaan bencana.
Pertamina AFT Juanda merencanakan pembentukan forum kesiapsiagaan bencana dalam skema Sister Village on Disaster Preparation. Skema ini merupakan bentuk kordinasi antar-wilayah yang berdekatan dan memiliki potensi risiko bencana yang sama.
Jadi, setelah pembentukan Destana ke-3 di Desa Gisik Cemandi ini, selanjutnya akan membentuk dua desa pesisir lainnya di Kecamatan Sedati, kemudian membentuk forum baru di tingkat kecamatan.
Pelatihan dipandu oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Sidoarjo Karsono beserta tim fasilitator yang memberikan pelatihan berupa pengorganisasian Destana, asesmen risiko bencana, pembuatan peta dan jalur evakuasi, komunikasi bencana, serta simulasi ketika terjadi bencana.
Karsono menyambut baik rencana pembentukan sister village kebencanaan ini, karena pembentukan Destana ini menjadi stimulus bagi warga untuk lebih sadar terhadap potensi bencana di wilayahnya dan mendorong desa untuk lebih tangguh dalam mitigasi maupun kesiapsiagaan bencana.
Konsep sister village ini akan membantu desa-desa yang tergabung di dalamnya untuk lebih terhubung. Jika salah satu desa sedang berada dalam kondisi tanggap darurat bencana, Destana lainnya sudah siap dan tau harus berbuat apa untuk membantu desa yang membutuhkan.
Forum Pengurangan Risiko Bencana tingkat desa ini harus dikukuhkan dan setiap desa yang telah dibentuk menjadi Destana juga akan dibekali dan dibuatkan dokumen rencana kontinjensi agar dapat memperkirakan kejadian bencana, sehingga dapat mencegah bencana, mengurangi dampak, menanggapi secara efektif dan memulihkan diri dari dampak bencana tersebut.
Area Manager Comm Rel & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi menyampaikan dukungan ini merupakan salah satu bentuk komitmen Pertamina dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat menuju komunitas yang mandiri guna mencapai pengembangan yang berkelanjutan.
Dukungan ini juga sebagai bentuk komitmen Pertamina untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan ke-13 penanganan perubahan iklim.
Selain mengimplementasikan SDGs, Pertamina turut berupaya menjalankan Enviromental, Social & Governance (ESG), dan program Destana ini masuk pada bidang lingkungan dan kepemerintahan dalam ESG.
Destana membantu masyarakat dalam upaya kewaspadaan dan penanganan kebencanaan dan di sisi lainnya pada bidang kepemerintahan tercipta melalui sinergi lintas pemangku kepentingan bersama BPBD Kabupaten Sidoarjo.
"Dengan dijalankannya program ini di Kabupaten Sidoarjo, khususnya Kecamatan Sedati yang sudah terdapat tiga titik Destana, semoga mampu mengorganisasi sumber daya masyarakat untuk mengurangi kerentanan, sekaligus meningkatkan kapasitas demi mengurangi risiko bencana," katanya.