Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Jawa Timur berkomitmen meningkatkan kesejahteraan petani dalam negeri lewat program "Mitra Tani" di tiga daerah, yaitu Kabupaten Banyuwangi, Jember, dan Nganjuk.
"Mulai tahun ini kami telah melaksanakan program Myang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan produktivitas. Kami berharap, petani mendapatkan income lebih besar dari sebelumnya. Kemudian, dengan peningkatan produktivitas, produksi juga bisa kami serap sehingga menjadikan cadangan beras nasional lebih terjaga," kata Pemimpin Perum Bulog Wilayah Jatim Awaludin Iqbal di Surabaya, Selasa.
Ia mengemukakan program "Mitra Tani" terbagi menjadi dua, yaitu Mitra Tani Mandiri dan Mitra Tani Kerjasama Sinergis. Untuk Mintra Tani Mandiri, kerja sama dilakukan Bulog dengan petani.
"Lahan milik petani tetapi untuk usaha tani, berupa benih padi dan pupuk disiapkan oleh Bulog. Hasilnya akan dilakukan pembagian keuntungan dan kita bisa menyerap produksi tersebut," ujarnya.
Ia mengatakan "Mitra Tani" berupa kerja sama dengan melibatkan pihak ketiga, bisa dengan BUMN maupun pihak swasta dalam hal ini Bulog telah bekerja sama dengan BUMN lain dalam program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat (Makmur).
"Di sini Bulog menjadi penjamin pasar atau offtaker-nya. Kami akan membeli hasil produksi padi dengan harga pasar dengan harga pemerintah," kata Awaludin Iqbal.
Dari tiga daerah tersebut, program "Mitra Tani Mandiri" telah terealisasi di Banyuwangi, yaitu di lahan seluas 31 hektare, hasil kerja sama dengan swasta dan 500 hektare dengan program on farm makmur kerja sama dengan BUMN lain.
Di Jember juga telah terealisasi di lahan 500 hektare untuk program "Makmur" dan di Nganjuk program "Mitra Tani Mandiri" sekitar 33 hektare.
Di Jember juga telah terealisasi di lahan 500 hektare untuk program "Makmur" dan di Nganjuk program "Mitra Tani Mandiri" sekitar 33 hektare.
"Selain benih padi dan pupuk, untuk program ini juga dilaksanakan pendampingan agar petani semakin paham bagaimana melakukan budi daya padi yang baik dan benar," katanya.
Ia berharap melalui program tersebut akan ada peningkatan produksi dari 5 ton gabah kering panen (GKP) per hektare menjadi sebesar 6-7 ton GKP per hektare atau ada kenaikan produktivitas sekitar sekitar 2 ton per hektare.
"Tidak hanya harga yang naik tetapi juga produktivitas akan naik. Syukur-syukur bisa lebih dari itu karena dalam beberapa uji coba di beberapa wilayah bisa sampai 10 ton per hektare. Ketika produktivitas naik, maka baik dengan harga yang ditetapkan pemerintah sehingga income atau penghasilannya pun akan naik. Kenaikan income itulah yang diharapkan untuk bisa menyejahterakan kehidupan petani," ucapnya.